Friday, January 30, 2015

Retha

Entah yang ini apa namanya. Mungkin Cerpen kali yah.. Apapun itu.. semoga kalian suka bacanya!


Aku memandang ke sekelilingku.
"Hufhh.. telat mulu.." gumamku.
Kupandangi jam tangan. Sepertinya.. Laju jam ini tak ingin berhenti.
"Hoaammpphhh......"
Entah berapa banyak busway yang sudah lewat begitu saja.
"Kenapa sih tiap bikin janji susah banget buat kamu nepatinnya..."
Gumamku lirih sambil memandang jalan yang kebetulan saat itu sudah tidak lagi terlalu dipenuhi kendaraan.

Lamunanku buyar ketika sebuah tepukan dipundak mengagetkanku
"Sori banget yaahh,, soriiiii.."
Wajah danu membungkuk menatapku dengan penuh perasaan bersalah.
Nafasnya tidak beraturan. Sepertinya dia berlari-lari tadi.
Aku diam saja tidak memberikan respon apa-apa.
Danu kemudian duduk disebelahku.
"Maafin aku napa.." Ucapnya sambil menyeka keringatnya dengan lengan bajunya. Sekalipun mandi keringat tapi badannya tetap saja wangi.

Danu merupakan teman baikku. Aku baru mengenalnya Kurang lebih 1 Tahun. Tapi rasanya Seperti sudah mengenal dia sangat lama. Orangnya menyenangkan.
Humoris, sabar, dan nyaris tidak pernah ku dengar kata-kata keluhan keluar dari mulutnya, saat sesuatu hal yang tidak dia inginkan terjadi. Tapi satu yang paling tidak ku suka darinya, orangnya tidak pernah on time.
Hobinya ngaret. tapi dia selalu diam setiap kali aku marah-marah. Dia memang teman yang sabar. Yaaaa.. Walaupun tukang telat.

"Perasaan rumah kamu ke halte ini jaraknya bisa kamu tempuh sambil guling-guling deh. Tapi kenapa bisa telat sampe 2 jam???? Kamu pikir enak nungguin sendirian disini??? Daritadi semua orang aneh ngeliat aku! Udah berapa kali busway lewat tapi aku ga naik-naik. Terus kenapa kamu ga angkat telpon aku??? Kenapa ga bales sms aku??!!"

Danu yang dari tadi diam menunduk mendengarkan aku marah-marah tiba-tiba terkejut.
"Yaah ampuuuuunnnn... hape aku ketinggalan dirumah lagi. Beneran deh ta.. Aku tadi bangun kesiangan. Begitu aku bangun aku langsung liat jam. Terus ke ingetan janji aku sama kamu. Aku langsung mandi ga pake liat hape lagi, terus kesini.. Udah doong.. Jangan marah-marah lagi.. Yaahhh.... Pliis.."

"Wajah danu betul-betul manis saat-saat seperti ini. hihihi.. tapi kasian juga siih.. maafin ga yah... maafin ajah deh.." Ujarku dalam hati.

"Kenapa bisa bangun kesiangan? Begadang?" Jawabku dengan suara mulai melembut. Sambil tetap memasang ekspresi kesal.
"Ga kok.. Semalem aku demam.. terus aku minum obat.. aku ga mau sakit trus ga jadi pergi sama kamu hari ini. Pas aku minum satu obatnya ga mempan. Aku minum satu lagi. Eehh.. Efeknya malah aku bangun kesiangan.." Danu menjelaskan dengan tetap memasang wajah bersalahnya.

Hatiku mulai merasa iba. "Duh.. Kasian.. Padahal dia udah berusaha keras biar tetap jadi pergi sama aku hari ini.. Sekalipun jadi telat tapi kan dia udah berusaha."

"Terus gimana keadaan kamu sekarang?? Masih sakit??" Ujarku mulai khawatir
"Weiiisss.. Udah sehat doonngg.." Danu berucap sambil tersenyum lebar. wajahnya sudah seperti  anak kecil yang telah terbebas dari kemarahan ibunya. "Huff.. Dasar danu.." Ucapku dalam hati.

Busway pun datang. Kami masuk dan duduk. Kebetulan keadaannya tidak terlalu penuh.
Danu memilih bangku dideretan belakang. Setiap kali naik busway, dia pasti lebih memilih duduk dideretan itu. Padahal aku kurang begitu senang duduk disana. karena jika pintu bis terbuka maka udara panas akan sangat menyengat karena didalam bis udaranya dingin.

"Rencananya mau ngasih kado apa buat dia?" Danu membuka pembicaraan sambil wajahnya menatap lurus kedepan. Rencananya hari ini aku ingin mencari hadiah untuk kevin.  Karena sebentar lagi dia ulang tahun. Dan aku ingin sekali memberikan sesuatu untuknya. Maka dari itu hari ini aku meminta Danu untuk menemaniku. Berhubung Danu laki-laki dia pasti tahu hadiah apa yang tepat untuk aku berikan pada Kevin.

"Menurut kamu aku bagusnya kasih apa yah??" Aku balik bertanya.
"Hmmm... Dia suka olah raga?"
"Banget !"
"Apa?"
"Futsal."
"Yaudah.. Kasih sepatu futsal ajah.."
"Iya juga yaah.. hehe.. Eh tapi ! Aku kan ga tau kakinya ukuran berapa? Kalo nanya sama dia nanti ketauan aku mau kasih sepatu kedia.."
"Hahahaha.." Danu tertawa mengejek.
"Kok ketawa!!" Ucapku sambil melotot.
Danu mendekatkan wajahnya padaku.
"Kenapa siih???" Aku mulai bingung.
"Ckckck.." Danu berdecak sambil menggelengkan kepala.
"Eh. Kamu tuh kalo ditanya jawab donk! Kenapa ketawa???" Aku mulai kesal

"Hhmmmm.... Boro-boro tau kakinya ukuran berapa.. Mukanya ajah kamu ga pernah liat.." Ujar danu sambil bangkit berdiri dan menggenggam tanganku.

Sayang sekali kami harus transit melalui halte busway yang lain. Aku terpaksa menghentikan sejenak pembicaraan kami. Tidak mungkin membahas hal ini sambil berjalan.

"Apa sih yang kamu harepin dari dia?" Danu kembali membuka pembicaraan ketika kami sudah duduk di busway berikutnya.

"Ya sama kaya orang pacaran pada umumnya lah.. Aku pengen hubungan aku sama dia baik-baik ajah, ga berakhir menyedihkan.. Kalo Tuhan ijinin sampe nikah.. Sampe aku jadi ibu dari anak-anaknya dia.. Sampe kakek nenek.. Sampai maut yang misahin.. Berlebihan sih kedengarannya.. Tapi emang itu yang aku rasain.." Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.

Wajah danu menatap kosong ke depan. Segurat senyum kecil terukir di wajahnya. Kemudian tangannya menggenggam tanganku. Aku tidak menolak karena memang sudah biasa. Setiap kali menyebrang. Naik turun kendaraan. Danu memang teman yang perhatian. Danu lebih memilih naik angkutan umum ketimbang harus naik motornya. Aneh. Tiap kali pergi denganku dia tidak ingin menggunakan motornya. Padahal setiap hari saat berangkat kerja dia selalu membawa motor. Aku sendiri pernah menanyakan hal ini, tapi dia tidak memberikan jawaban apa-apa.

Tapi.. Jujur saja, ada yang lain dari genggaman tangannya kali ini.. Dan aku sendiripun tidak mengerti kenapa.

"Kenapa harus dia? Disekeliling kamu pasti adalah cowok yang suka sama kamu.. Sayang sama kamu.. Bisa jagain kamu.. Tapi kenapa harus dia? Padahal kamu ga tau dia kaya gimana. Anaknya siapa. Dia ngakunya kuliah tapi kamu juga ga tau kebenarannya. Waktu aku buka fb kamu. Aku liat profilnya. Semua foto dia isinya jalan-jalan. Ga ada tuh yang nandain dia dikampus. Gimana kalo dia ga kuliah? Atau jangan-jangan tamat SMA atau SMP ajah ga! Keluarganya siapa? Orang tuanya? Kakanya? Adiknya?" Danu menghujaniku pertanyaan yang tidak pernah aku sangka.
"Kasihlah kesempatan buat orang yang bener-bener nyata yang sayang sama kamu. Yang kamu sendiri udah tau orangnya kaya gimana. Seenggaknya ada bukti kalo dia nyata. Kevin??"

Mukaku terasa panas. Kenapa danu harus membahas hal yang sangat tidak penting seperti ini. Disini.

"Karena dia ada saat aku jatuh. Saat aku kecewa. Saat aku ngerasa udah ga ada lagi kesempatan buat aku bahagia karena cinta!!!" Suaraku memecah keheningan busway. Beruntung saat itu kebanyakan orang-orang sibuk dengan headset mereka. Dan saat itu lagu Irreplaceable yang dipopulerkan oleh Beyonce sedang diputar memenuhi setiap celah ruang dalam bis.

"Aku pernah punya cinta yang nyata.. Pernah ngegantungin harapan sama orang yang nyata. Tapi apa faktanya???? Cuma sampah yang dia kasih ke aku!!! Dan kevin hadir.. Saat semuanya aku rasa ga mungkin lagi buat diperbaiki.. Aku nyaman waktu smsn atau teleponan sama dia. Aku ngerasa ada yang hilang setiap kali ga denger kabarnya dia. Salah kalo aku sebut itu cinta???" Kali ini aku bicara sambil berurai airmata. Danu kembali mengorek luka lama yang telah ku lupakan.

Danu menarik ku keluar bis saat pintu bis terbuka. Mata ku melihat kesekeliling. ini bukan halte tujuan kami. Tapi danu masih menarik tanganku. Keluar halte, menyusuri trotoar, melewati lampu merah. Wajahnya sama sekali tidak melihat ke arahku yang susah payah mengikuti laju kakinya sambil sesekali menyeka airmataku.

Langkahnya terhenti disebuah jembatan penyebrangan yang saat itu kondisi cukup sepi. Tubuhku disandarkan pada pinggiran jembatan dan Danu berdiri dihadapanku. Wajahnya menatapku kesal. Aku jadi bingung sebenarnya apa yang ada difikirannya.

"Sampe kapan sih mau cengeng terus???? Sampe kapan kamu mau nangis ga liat-liat tempat saat kenangan masa lalu itu hadir difikiran kamu??? Sampe kapan kamu mau ngenang luka dimasa lalu kamu??? Apa dia mikirin kamu??? Apa dia perduli sama kamu???? ga kan???! Dia yang selalu buat kamu netesin airmata itu sekarang lagi ketawa bahagia... Bangun ta.. Dia bukan akhir dari segalanya."
Wajah Danu mulai melembut.

"Makanya aku mulai itu dari kevin.." Jawabku masih terisak.

"Aarrrggh.. Aku ga ngerti sama jalan pikiran kamu,, Percaya sama orang yang ga kamu kenal."
"Aku kenal dia. Aku tau namanya. Dia kuliah dimana. Jurusan apa. Aku tau itu semua.!" Jawabku disela-sela isak tangisku.
"Itu yang kamu sebut kenal?? Ta.. Yang nyata ajah masih bisa nyakitin kamu... Apalagi yang ga.. Gimana klo ternyata dia udah nikah?? hah??" Danu menjawab penuh emosi. "Aku cuma ga mau kamu disakitin lagi.. Cuma itu,,"

Tiba-tiba tangis ku memecah. Aku benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Disatu sisi aku percaya kevin. Tapi disisi lain danu juga benar. Bukan cuma danu, tapi teman-temanku yang lain.....

Airmataku tak mau berhenti. Isak tangis yang tertahan memenuhi rongga dadaku. Rasanya sakit dan sesak.. Ya TUHAN.. Apa yang harus aku lakukan...

Tanpa ku duga, danu memeluk tubuhku. Sangat erat. Sampai aku mulai merasakan sakit dibagian tulangku. "Aku cinta sama kamu ta.." Danu berbisik pelan ketelingaku. Sangat pelan, tapi aku dapat mendengarnya dengan jelas.

Aku mendorong tubuh danu perlahan. Pelukan danu pun terlepas. Airmata danu menggenang dimatanya.

"Aku sayang banget sama kamu.. Kamu pernah tanyakan, kenapa aku ga pernah mau naik motor setiap kali ngajak kamu jalan. Itu karena aku ga mau kamu kenapa-kenapa.. Aku ga mau ada hal buruk terjadi sama kamu.. 3 tahun yang lalu. Perempuan yang aku cinta meninggal dalam kecelakaan motor. Dan itu karena aku, karena aku yang ngebut... Karena aku emosi. Karena kami lagi berantem. Semenjak itu hati aku tertutup. Aku nyaman sama kesendirianku. Sampai akhirnya kamu hadir dan merusak semuanya. merusak kesendirianku... Kamu bikin aku bergantung sama kamu. Omelan kamu.. Ketawa kamu.. Senyum dan semua yang ada sama kamu udah kaya drugs buat aku..." Danu mengatakan itu semua dengan wajahnya yang lembut. Dia mengatakan hal yang tidak pernah aku fikirkan.
"Kedengarannya pasti konyol. satu tahun tapi semua yang aku punya udah kamu rampas.
Ketenangan, kesendirian, keangkuhan, semua yang udah aku pertahanin kamu rampas begitu ajah. Salah aku juga sih.. Ga lebih dulu jadiin kamu milik aku.. Sebelum akhirnya kamu minta kejelasan sama kevin tentang hubungan kalian."

Danu berjongkok didepanku yang masih berdiri kaku tidak percaya mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya. Wajahnya terbenam dikedua belah tangannya yang merangkul erat kedua kakinya yang terlipat. Aku menghampiri danu. Ikut berjongkok disampingnya dengan posisi menghadap dia. Tidak bisa berbuat apa-apa. sampai akhirnya kedua tangan ku memeluk dia.

"Jangan peluk aku karena rasa kasian. Aku ga kaya kamu. yang cengeng. Aku cowok, dan patah hati itu biasa." ucap danu lirih. sambil tetap dalam posisinya.

Aku melepaskan pelukan dari tubuhnya. dan sekarang duduk disampingnya dengan kaki lurus kedepan.

"Faktanya kamu nangis karena cintakan? Yang aku tau.. Orang yang selau berusaha mati-matian keliatan tegar.. Sebenarnya dia manusia rapuh..." Aku berbicara tanpa menatap danu.
Danu mengangkat kepalanya yang tertunduk kemudian menatapku sampai akhirnya memelukku.
Aku membelai kepalanya lembut.. Danu tidak bersalah..

"Maafin aku karena udah berani-beraninya jatuh cinta sama kamu.." Ujar danu lirih.
"Yang namanya mencintai atau dicintai itu bukan kesalahan.. Yang terpenting gimana cara kamu mencintai.. Makasih buat rasanya.. Buat rasa sayang kamu... Buat semua yang udah kamu kasih ke aku.. Tapi maaf.. Aku ga bisa.. Hati aku udah punya kevin.. Sampai detik ini dihati aku, kamu cuma sahabat,, ga lebih... seperti apapun kevin nantinya. itu pilihan aku.. jadi plis.. hargai dia..."

No comments:

Post a Comment