Monday, December 19, 2016

Untukmu yang Selalu Ragu. Maaf, Sikeras Kepala ini Menyerah juga Akhirnya.

Hari ini aku melepasmu dengan jutaan harapan yang pernah kita bangun saat masih saling mendampingi. Kamu tahu? Bahwa sikeras kepala ini akhirnya menyerah juga dalam pertarungan. Aku menyerah pada mimpi yang tak bisa kuraih. Bukan, bukan karena tak lagi cinta. Aku hanya tahu, kita bersama bukan untuk saling melengkapi tapi melukai sambil menunda perpisahan hanya karena takut hidup sendirian.

Kamu selalu mempertanyakan apakah aku cinta atau hanya main-main saja. Sudah ku bilang bukan bahwa aku berbeda? Dan seingatku dulu, itu alasanmu menjatuhkan pilihan. Aku berbeda dengan semua cinta yang kamu temui sebelumnya itu yang kamu bilang dulu. Lantas kenapa kamu justru mempermasalahkan apa yang dulu sempat jadi alasanmu bangga mendampingiku?

Aku memang tak sering memberi kabar, atau menanyakan hal yang membuatmu merasa kamulah satu-satunya dunia yang kupunya. Aku memang punya cara pandang yang berbeda memandang cinta dalam kadar yang cukup dewasa. Aku tak bisa serta merta datang menghapirimu hanya karena sakit kepala atau kala flu menyerangmu. Aku memang tak selalu menanyakan apa kamu sudah makan atau belum. Tapi percayalah, dalam benakmu tentang pertanyaan adakah aku cinta padamu. Jawabannya tentu ya.

Beberapa hal mungkin ingin kuberitahu tentang bagaimana caraku mencintaimu dengan sederhana. Aku memang tak terlalu suka memamerkanmu atau hubungan kita pada media sosial manapun. Bukan karena malu, bukan karena ada hati yang kujaga, tapi karena aku hanya ingin memilikimu sendirian. Aku ingin menikmati keluar biasaanmu tanpa ada orang lain yang tahu. 

Aku memang tak sering meneleponmu. Menanyakan apa kabarmu hari ini. sehat atau sakitkah. Aku memang jarang melakukannya. Itu semata-mata karena aku percaya aku sudah jadi bagian dalam hidupmu, maka apapun itu entah baik atau buruk kamu pasti membaginya denganku tanpa diminta. Dan bila ada hal luar biasa, karena bagimu aku penting. Maka pasti kamu akan mencariku untuk bercerita. Seperti apa yang kulakukan padamu.

Aku memang tak langsung gusar atau berlari kacau mencarimu saat kamu tak memberi kabar. Itu sungguh karena aku tahu kamu orang hebat dengan segudang mimpi luar biasa yang ingin kamu raih. Maka kuberi kamu waktu untuk tenggelam dalam kesibukanmu. Tapi jangan lupa sayang, ada aku yang selalu setia menunggu dengan caraku. Ada aku disini yang selalu mendengar setiap lelahmu. Menggenggam tanganmu dan memberi pelukan yang bisa menghangatkan bekunya lidahmu yang terbungkam karena segudang masalah yang menghantam. Ada aku disini yang menganyam harapan melalui doa yang kulayangkan pada Tuhan, untuk semua kebahagian dan kesehatanmu. Bahkan aku sampai hafal tiap katanya. Kuharap Tuhan takkan bosan. 

Mungkin bagimu akulah orang yang sangat tidak peka dan pelit perhatian. Tanpa kamu tahu bukan, bahwa kamulah orang yang selalu kuingat tiap kali terjaga? Sungguh, kamulah topik termanis yang sering kuperbincangkan dengan rekan-rekanku dalam berbagai golongan dan obrolan. Aku menceritakan bagaimana bangganya aku memilikimu. Aku memberitahu mereka bahwa sekalipun harus mengulang kehidupan, aku tak masalah bila harus jatuh pada hatimu lagi.

Aku memang tak mengingatkanmu tentang makan. Tapi hei sayang, bukankah hanya balita yang dipaksa makan oleh mamanya? Kupikir kamu cukup dewasa untuk tahu kapan waktu makanmu dan apa yang kamu perlu. Maaf untuk hal ini, aku salah ternyata. Sekali lagi maaf, aku memang kurang peka.

Tentang rasa cemburumu yang terkadang kurasa berlebihan. Maaf sayang, selama kita bersama pernahkah aku terbukti mendua? Pernahkah terbukti aku membuka hati bagi cinta yang baru? Entah bagaimana cara mengutarakannya agar kamu percaya, tapi sungguh aku hanya mau kamu. Bila ada orang lain yang menginginkanku, bukankah harusnya kamu bisa berbangga. Diantara mereka semua aku memilih kamu dengan menghempas mereka dari lingkar hidupku.

Aku menutup percakapan dengan lawan jenis untuk menjaga perasaanmu. Sebisa mungkin bila tidak terlalu perlu aku tak ingin bicara banyak dengan mereka. Percayalah sayang, untukmu aku sudah rela meninggalkan banyak hal. Mengunci rapat hatiku hanya untuk satu nama. Tapi masih dituduh macam-macam. Untuk hal ini, maaf sayang aku masih belum mengerti harus bagaimana menjelaskannya padamu.

Tapi ah sudahlah, mungkin memang bukan orang yang seperti aku yang kamu butuhkan. Biar bagaimanapun juga, terimakasih karena pernah bersedia menyisihkan waktumu menetap disampingku meski hanya sementara. Aku amat beryukur pernah memiliki kamu yang sampai saat ini masih begitu luar biasa dalam dua bola mataku yang selalu begitu berbinar saat menatapmu. Maaf untuk setiap kesalahan yang pernah membuatmu tersiksa. Tapi ini aku, meski tak sempurna, aku pernah memperjuangkanmu dengan luar biasa.



Meski sulit, kadang cinta memang lebih baik dilepas tanpa memaksabisa terus bersama utnuk kemudia saling memberi luka. https://www.instagram.com/p/mSZ02RhXb35BWz_2SxsWDyuzVfjpCj5iQU5jc0/



Friday, September 9, 2016

Maaf. Meski Sendiri Aku Juga Bahagia.

Untuk kalian yang tak tahu apa-apa saja rencanaku kedepan. Kuharap coretan ini bisa sedikit menjelaskan. Percayalah, meski sendiri untuk saat ini, hidupku tak semengerikan yang kalian pikirkan. Meski untuk saat ini segala sesuatu harus kulakukan sendiri. Meski sampai saat ini belum ada nama yang mengisi relung hati. Tapi sungguh, aku bahagia. Menikmati setiap detik yang kupunya. Mengagumi setiap perbuatan tangan Tuhan yang tak ada habis-habisnya.

Bukan tak mau, hanya saja aku sedang berusaha berdamai dengan masa lalu. Mengobati luka yang pernah lahir dari retaknya cinta yang pernah kualami dulu. Aku berusaha memaafkan setiap tahapan perjalan yang pernah ambil andil dalam ratap kesakitanku. Bukan tak mau, aku hanya tak ingin sembarangan membuka hati. Karena cinta bagiku bukan gengsi yang harus sesegera mungkin kuraih demi menjaga penilaian siapapun terhadapku. Dia seharusnya lahir secara alami, tanpa rekayasa. Mengalir begitu saja tanpa perlu berpura-pura.

Kumohon bersabarlah dan terimakasih untuk rasa perdulinya. Tapi sebelum mengusikku bisakah kalian pastikan dulu, bahwa kalian yang kini hidup berdampingan sudah pasti mengarungi perjalanan dengan disesaki kebahagiaan? Tak jarang beberapa teman yang memilih hidup dalam pendampingan malah meradang penuh marah dalam perasaan. Memamerkan rasa sedih disemua sosial media. Mengumbar rasa perih agar orang-orang menaruh simpati. Mengumpat pada cinta yang sebelumnya dipuja-puja. Maaf saja, daripada hidup dalam drama, lebih baik sendiri dulu sampai jodoh terbaik bisa kutemui. 

Harus kalian tahu, sendiri atau berdua sama saja. Kita tetap harus berbahagia. Sendiri atau berdua kita sama-sama punya celah untuk terluka.

Lebih baik begini saja untuk saat ini. Memperbaiki diri. Setia dan bersabar dalam doa dan penantian. Sampai Tuhan menunjukan siapa yang pantas ajakannya untuk ku iyakan. Bukannya tidak mau, Aku hanya sedang menunggu dia yang langkahnya berhenti padaku saja. Dia yang nantinya mencintaiku tanpa syarat yang harus kupenuhi dengan susah payah. Dia yang datang dengan segudang cinta dan siap hidup bersama. Bukan hanya cinta yang berdiri disini, membuatku jatuh hati kemudian pergi.

Daripada berjerih lelah memberi komentar atau bicara yang tidak-tidak dibelakang. Bukankah lebih baik kalau kalian pakai waktu itu untuk mendoakan? Percayalah, sekarang ini hanya itu yang kubutuhkan dari kalian. Biarlah tentang rasa sakit atau kekecewaan yang pernah kujalani, aku sendiri yang memperbaiki. Doakan dan percaya saja, hanya cinta yang bisa melunakan hati yang pernah mengeras karena luka. Aku, entah kapanpun itu. Pasti juga akan menemukan cinta yang mahir memberi pelukan hangat, untuk selalu memanggilku pulang.


http://www.gudangkesehatan.com/7-cara-menghilangkan-perasaan-galau-yang-berkepanjangan/





Thursday, September 1, 2016

Meski Tak Sering Mencari, Hati Ini Jelas Tahu Pada Siapa Rindu Ingin Berlari

Maaf bila cintaku terlalu sederhana..
Aku tak banyak menuntut pertemuan. Bukan karena tak rindu, tapi karena aku tahu hidupmu tak melulu tentang aku. Aku tak selalu bersikap manja, berbicara dibuat-buat seperti balita. Karena aku mengerti betul, perjalanan hidupmu tidak melulu tentang membahagiakanku. Bukan juga tentang menjamin aku selalu tertawa.

Karena sejatinya bahagiaku bukan sepenuhnya tanggung jawabmu. Kamu punya kehidupan sendiri. Punya tanggung jawab yang harus kamu penuhi setiap hari. Ada orang tua yang merindukan pertemuan denganmu, kala dirimu mencium punggung tangan mereka. Ada sahabat dan saudara yang juga punya rasa rindu yang sama, untuk sekedar jumpa dan saling sapa, kemudian tenggelam dalam tawa dan cerita. Ada hobi yang sesekali harus kamu hampiri, kala jenuh atau pahitnya hidup mencekik lehermu.

Aku memang tak terlalu sering mencarimu, menuntut kabar setiap waktu. Membuntuti kemanapun tempat yang kamu tuju. Mengingatkan makan siang atau vitaminmu, karena aku tahu lelaki yang ada dalam hatiku bukan balita yang makannya saja harus dipaksa. Kamu lelaki yang tahu kemana kaki harus melangkah. Sekali lagi kupastikan,  itu bukan karena aku tak cinta, tapi aku tahu bila jodoh kita akan jadi orang tua. Mana mungkin kita bisa jadi orang tua yang pantas, jika kamu dan aku masih kekanak-kanakan dalam hal cinta dan sebagainya, dan masih sibuk tenggelam dalam urusan drama.

Jangan khawatir sayang, dihatiku jelas tertera namamu. Aku mencintaimu dalam diam dan rentetan doa. Kala jarak dan kesibukan memisah, aku berharap kita bisa bertemu dalam sujud disetiap jumpa dengan Sang Esa. Teruslah bersinar dan melangkah menapaki semua mimpi yang ada dalam benakmu. Aku tak akan mengganggu. Aku hanya akan memberikan pendampingan dengan sebaik-baiknya. 

Saat kamu gagal aku akan selalu ada disampingmu, untuk selalu memberi peluk dan kecup yang menenangkan. Memberimu segudang dukungan. Saat kamu terjatuh, ingatlah ada aku yang selalu menguatkan. Menopang tanganmu agar tak jatuh terlunta-lunta. Saat kamu lelah, aku akan memberikan pundakku sekedar untuk bersandar. Kupastikan, bahwa aku selalu bisa jadi tempatmu kembali saat tak ada lagi tempat yang bisa kamu datangi. 

Jadi jangan meragu pada hati yang tak pernah gusar mencari-cari. Aku mencintaimu dengan sederhana. Hanya ingin tetap disampingmu. Menikmati apapun prosesnya. Menjadi hati yang selalu kamu miliki. Menjadi cinta yang selalu buatmu berbalik arah. Menjadi harap bagi masa depanmu yang cerah. Menjadi bagian dalam setiap pertandingan. Menjadi tempatmu menoleh saat kamu butuh anggukan dukungan. 

Bukan tak rindu. Seringkali hati ini meradang karena tak dapat bertemu. Tapi kutahan cerita sampai kita bisa bersatu. Bila sudah serumah nanti bukankah kamu yang terakhir kulihat sebelum tidur, dan yang kusapa penuh cinta saat pagi tiba. Jadi aku akan bersabar menunggumu mampu membawaku pada cinta yang tak hanya pandai berkata tapi juga mengajakku hidup bersama. 

Jangan khawatir, aku juga tidak hanya berdiam menunggumu. Disini, ditempatku dengan jutaan rindu, aku akan menjadi sebaik-baiknya wanita yang bisa kamu pertimbangkan nanti. Membekali diri dengan berbagai hal yang kalian butuhkan. Entah itu kamu atau anak-anak kita. Untuk sekarang, kubiarkan kamu bebas terbang menggapai semua mimpi yang kamu gantung dalam langit-langit hatimu. Tak ada ragu, juga kucoba bunuh rasa cemburu. Karena aku tahu, yang terbaik tak akan pernah pergi dan akan pulang pada hati yang ada disini.


http://www.digaleri.com/2011/08/gambar-gambar-romantis-foto-percintaan.html

Monday, June 27, 2016

Jangan Tanya Apa-apa. Meski Tak Seagama, Aku Mencintaimu Dengan Terlalu, Dari Ujung Kaki Sampai Kepala.

Entah takdir seperti apa yang telah menyentuh hatiku untuk jatuh padamu. Yang aku tahu, saat mataku terpejam dan melipat tangan, saat aku berada dalam keadaan paling intim dengan Tuhan, namamu tak pernah berhenti terucap dari bibirku. Berharap sudikah kiranya Tuhan mempersatukan hati yang jatuh bersamaan tanpa memandang apa itu perbedaan. Aku mencintaimu setulus mentari memulai pagi. seindah pelangi yang datang setelah hujan berhenti. Tahukah kamu apa yang paling menarik dari mereka?

Matahari selalu membuat bulan bersinar meski tak bisa saling mengenggam. Pelangi membuat hujan dan mendung berubah menyisipkan tawa bagi mereka yang merindukan cerah, meski tahu mereka tak bisa saling melempar canda. Itulah hatiku untukmu. Kita tak bisa bersama, tapi aku juga tak pernah menyesal telah jatuh tanpa dipeluk masa depan bersamamu. Meski ku menangis dengan dalamnya perasaan yang tak mungkin dipersatukan, masih bolehkah aku mendoakanmu sekali lagi sebelum takdir membawamu jauh pergi?

Tak ada yang salah, entah dilahirkan ditengah keluarga dengan agama apa, aku melihatmu tanpa mempertimbangkan itu semua. Cintaku sederhana, hanya rela jatuh sejatuh jatuhnya, tanpa berharap kau memeluk ku sampai tua. Meski kadang rasa iri menyusup didada tanpa permisi, karena melihatmu menggenggam tangan yang lain, dia yang menurut mereka sepadan denganmu untuk mengarungi kehidupan. Tak bisakah aku menggantikannya? Menggenggam tanganmu dan menua bersama tanpa peduli apa agama kita?

Saat kau menagis melepaskan genggaman, memohon agar aku tetap disampingmu tak peduli apapun yang mereka katakan. Jelas sudah kubilang ini tak akan bisa sayang. Aku mencintaimu, percayalah. Tapi mungkin pertemuan kita memang bukan untuk menyatukan dua hati yang saling mencintai. Kita bukan dua insan dalam film yang laris dipasaran. Dimana agama mungkin tak masalah asal cinta bersemayam disana.

Buka matamu dan lihatlah, ini dunia nyata kita. Dalam cinta ini bukan hanya ada aku dan kamu, tapi mereka yang berhak dibahagiakan oleh kita. Tak apalah meski harus mengalah sampai terluka parah. Percaya saja, kau dan aku meski berbeda Tuhan kita tetap pribadi yang maha sempurna. Penyembuh dari segala luka. Jadi berjalanlah tanpa menoleh lagi pada hati yang dulu memilikimu ini.

Karena sungguh aku bersyukur telah mengenalmu. Andai bisa kuhampiri Tuhanmu, bukan ingin meminta macam-macam, aku hanya ingin berterimakasih karena Dia menciptakanmu dengan sempurna. Darimu aku belajar banyak hal. Mencintaimu dengan tulus tanpa berharap memiliki sampai nafas terakhirku. Mendoakan yang terbaik meski bukan aku yang akan menemanimu menikmati itu. Darimu aku belajar melepas apa yang paling ingin ku pertahankan. Berlari menjauh dari apa yang paling ingin kuhampiri.

Entah pada siapa nanti kau titipkan hati kuharap dia tak akan pernah menyakiti. Berbahagialah meski kita pada akhirnya hanya tinggal sebuah cerita. Agar aku tak ragu meninggalkan tempat ku menunggumu dulu. Kuharap ikhlas kita dapat membuat Tuhan sesegera mungkin mempertemukan kita pada cinta yang mahir memulihkan. Sehingga nanti bila waktu mempertemukan kita, kau dan aku bukan lagi dua orang yang menangis karena luka menganga dalam hati yang merana. Tapi dua orang yang telah menemukan seindah apa cinta tanpa perbedaan seperti kita.

"Definisi cinta beda agama.." http://ask.fm/LintangAnjali/answers/126083164353


Tuesday, May 24, 2016

Untukmu Perempuan yang Terikat Dalam Cinta yang Tak Layak Dipertahankan

Mulai dari diselingkuhi berkali-kali, terikat dalam cinta yang tersembunyi, atau kekerasan fisik yang didapat bertubi-tubi. Bukankah cinta harusnya datang untuk membahagiakan dua hati? Mengajar untuk tumbuh lebih matang bagi masing-masing pribadi. Memberi peluk yang hangat saat masing-masing dari kalian terlihat menggigil hebat menghadapi cobaan. Dan menjadi rumah yang teduh untuk alasan pulang berkali-kali.

Meskipun pertengkaran sesekali datang, asal itu demi kebaikan yang menjadikan kalian berdua semakin saling memahami dan jatuh tenggelam lebih dalam pada cinta yang sama. Sejauh itu saja, maka masih wajar untuk dimaklumi. Tapi bila untuk alasan cinta kamu terluka baik fisik maupun perasaan, lantas dimana letak cintanya? Sejuta rasa yang kamu tuangkan dalam hubungan tak lantas membuat dia memandangmu sebagai sosok yang layak dihargai. Bahkan sampai membuatmu merasa terbiasa dimaki, dan dilukai. Sampai kamupun rela menerima kembali dia yang telah mendua hati. Lalu dimana letak cintanya?

Berhentilah menyerahkan dirimu pada kekerasan yang mengatas namakan cinta. Berhenti dari cinta yang tak mau menjadikanmu satu-satunya. Bila cinta, harusnya dia tak akan menyentuhmu dengan kasar sesuai keinginan hatinya. Bila cinta hatinya pasti hanya terarah padamu saja. Berhentilah berkata sudah terlajur cinta. Kamu wanita berharga yang layak bahagia. Bila bukan dia, percaya saja bahwa Tuhan selalu punya hadiah terbaik bagi mereka yang rela melepas apa yang tak pantas berada dalam genggaman.

Memang cinta tak melulu tentang tertawa. Sesekali Tuhan sisipkan airmata agar kamu tahu seperti apa bahagianya bisa berjarak pejaman mata dan sujud saja dengan Pemilik semesta. Memohon pemulihan atas rasa sakit yang mendera didada serta kebuntuan yang kamu rasa. Tapi pertanyakan kembali jika cintamu selalu jadi alasan tertinggi munculnya perasaan dilukai. Masih pantaskah dia berdiri sejajar denganmu untuk menapaki masa depan bersama?

Buka matamu ladies, sejak dalam rahim ibumu, kamu dikandung agar kelak bisa dibahagiakan dan membahagiakan, bukan sebaliknya. Kamu berhak mendapatkan cinta yang baru. Dia yang bisa mengerti seberapa berartinya kamu. Jadi untuk sesaat renungkanlah. Mana-mana saja yang membuatmu menjadi lebih dewasa serta bahagia pertahankan. Sementara yang senantiasa membuatmu berderai airmata sebaiknya lepaskan. Karena apa yang sejak awal tertulis bukan untuk bersatu, sekuat apapun tanganmu memeluk, dia akan terlepas juga pada akhirnya. Lepaskanlah, kamu terlalu berharga untuk tertatih dan berjuang sendiri.



"Ternyata airmata memiliki alasan sendiri kenapa ia harus terjadi.." http://infounik.org/kata-kata-galau-patah-hati.htmltion




Monday, May 16, 2016

Kumohon bersabarlah ma, masih ada mimpi yang harus kulunasi sebelum kuikat janji untuk mengabdi sebagai istri.

Sudah tak tahu lagi harus menjawab apa dan bagaimana. Hanya bisa tersenyum getir dan menyimpan semua kekhawatiran dalam dada. Biarlah yang jadi penyebab tetap tinggal disana, karena tak akan ada yang mengerti kenapa aku harus seperti ini. Dari sahabat sampai saudara, bisakah berhenti dimereka saja? Mama yang seharusnya paling mengerti kenapa aku masih memilih sendiri, kuharap tak ikut menyalahkan apa yang sebenarnya kukejar sampai kini. Bukankah mama selama ini mampu memahamiku? Bahkan selalu menjadi sosok yang mengenalku lebih dari diriku sendiri.

Masih basah kukenang dalam ingatan tentang masa lalu, seberapa remeh mereka memandangku, memandang kita. Jadi ku mohon mama berhentilah marah pada setiap keputusanku. Mungkin untuk saat ini hanya aku dan Tuhan yang tahu seberapa dalam aku menyayangimu. Berhenti membandingkanku dengan siini dan siitu. Aku akan menikah, tapi nanti, saat apa yang diletakan dipundakku dapat kuselesaikan dengan caraku dan tak menyusahkanmu.

Jangan malu mama aku bukan tak laku, hanya saja anakmu ini masih belum siap membagi hidupnya dengan dia yang belum tentu bersedia jika nanti aku membagi waktu dan cinta denganmu juga. Biarkan tetap seperti ini, sampai bisa kujamin saat nanti ku lekatkan hidupku pada dia yang mendampingi, mama tak akan terlantar dan kehilangan sandaran. Sungguh aku mencintaimu meski belum bisa kukabulkan keinginanmu yang satu itu.

Tak ada yang ingin hidup sendiri. Entah seberapa mandiri dan tangguhnya kutaklukan hidup ini, tetap saja ada masa dimana kubutuhkan lengan yang kurasa lebih kuat untukku menyandarkan diri dan merasa dilindungi sampai tua nanti. Maka kumohon padamu mama, hingga Tuhan menghadirkan sosok itu, bisakah mama bersabar dan terus disampingku? Menghalau setiap penilaian negatif mereka yang tak tahu apa-apa. Aku membutuhkanmu mama, untuk terus menjadi alasan atas apa yang kuperjuangkan sampai hari ini.

Ini bukan hanya tentang resepsi. Menikah bukan perkara yang dapat diputuskan sehari dua hari. Bukan juga tentang siapa paling laris dan siapa yang tak dilirik sama sekali. Tapi tentang menemani sosok lain dari diriku sampai mati. Menerima orang baru dan berbagi hidup dengannya serta menerima dengan lapang dada semua tingkah lakunya tanpa terkecuali. Dan dia tak pernah membuatku menyesal telah memilih.

Jangan tanya apa-apa, jangan memikirkan apa-apa. Cukup doakan saja. Aku, suatu hari nanti juga akan ada yang mendampingi. Entah dengan siapa kumohon mama, doakan saja. Agar ku dapat pria terbaik yang juga menyayangimu seperti ibunya sendiri. Sampai waktu itu tiba, kumohon biarkan aku sendiri. Berjuang memantaskan diri demi mu mama dan dia sang jodoh yang diantarkan Tuhan kehadapanku.


"The marriage is more important than the wedding." http://global.liputan6.com/read/2463083/12-hal-yang-paling-disesali-pengantin-wanita





Wednesday, May 11, 2016

Untukmu yang Terpekat Namun Selalu Melekat

Dalam gelap hening malam yang kelabu
aku, bagai gadis malang duduk sendiri termangu menahan rindu
tentang cinta yang dulu selalu meretas pilu
kamu, lamunan yang tak dapat buyar meski aku tak sedang melamunkanmu

sementara kamu berdiri disana menjejalkan banyak keresahan
peluk ini terbuka namun beku dalam udara
kamu tak lagi bisa kuhampiri seperti sebelum-sebelumnya
rasa perih memenuhi dada, saat kamu tersenyum tapi bukan lagi untukku 

ada luka menganga didalam hati paling kelam
entah cinta atau hanya terbiasa
yang pasti pergimu cukup jadi hal paling menyakiti
kita yang dulu selalu duduk bersama
kenapa untuk hari ini, meski hanya sekedar bertanya kabar
bibir terasa tak dapat bicara, bagai balita yang baru mengenal kata

aku mengagumimu dalam kebodohan
bagai pantai merindukan ombak saat surut melanda lautan
ada bisik yang begitu membuatku ingin kembali menyentuhmu
kamu dihadapanku tapi kaki tak bisa berlari merengkuhmu

lelah aku dengan bayangmu, meski berkali-kali ku tunggu kamu pulang
nyatanya aku hanya pantai yang sesekali disentuh pesonamu
kita masih punya jumpa, tapi bukan lagi untuk bersatu dalam rasa
namun meski begitu, berkali-kali kutanya hati
jawabnya tetap sama, 
kamu masih jadi puisi yang tak sanggup kuselesaikan
dan alasan teratas dalam setiap kegelisahan

meski begitu kuharap Tuhan tak akan bosan
karena selalu dengan redup kusapa namamu dalam doa
sungguh, dengan ringkih aku tahu 
dada ini selalu menyimpan rinduku, 
untukmu.


"Athazagora." http://www.ceritamu.com/cerita/Orang-patah-hati-biasanya-mengalami-athazagoraphobia




Tuesday, January 12, 2016

Tentang Jodoh dalam Kehidupan. Bukankah Kita Memang Punya Garis Takdir yang Tak Mesti Disamakan?

Kali ini aku bukan ingin melakukan pembenaran, bukan juga ingin menyalahkan. Hanya ingin mengajak. Bisakah mulai sekarang kalian berdamai saja dengan apa yang aku putuskan? Terimakasih untuk rasa perdulinya tapi kumohon kali ini cukup doakan saja. Tidak perlu bertanya macam-macam. Tidak perlulah juga kalian nyinyir tentang semua yang aku harapkan (pada Tuhan). Karena pertanyaan kalian yang selalu sama untuk saat ini jawabannya juga masih sama, belum ada perubahan. Aku juga masih belum tahu akan seperti apa, dengan siapa, atau kapannya. Yang terpenting dari itu semua sebenarnya. -Doakan sajalah.

Entah umur yang menurut kalian sudah 'tua' atau waktunya sudah tepat untuk berhenti hidup sendirian saja. Tapi sungguh, bila sang 'adamnya' belum juga datang apa aku harus memaki-maki Tuhan? Padahal, bukankah kita sama-sama tahu bahwa Tuhan selalu menjaga hati dengan caraNya sendiri? Karena yang aku tahu, meski hanya sekali Tuhan benar-benar tak pernah ingkar janji. Pada hati yang setia dalam sabar janjiNya selalu ditepati, jadi untuk apa kita harus repot mencampuri pekerjaanNya, yang jelas-jelas tak mudah diselami begitu saja? Maka kumohon percaya saja, kelak cinta yang membuatku berhenti mencari selamanya juga akan tiba. Karena aku yakin dalam dia sudah cukup bisa membuatku menemukan semua yang kuperlukan.

Bila kalian sudah tahu bagaimana sakit dan bahagianya menjadi ibu, bagaimana sempurnanya hidup karena sudah bisa dipanggil mama, aku masih saja tenggelam dalam kertas-kertas kerjaan. Aku masih saja sibuk mondar-mandir dari satu kota kekota lain untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Aku masih sibuk menghabiskan akhir pekan dengan tugas-tugas dalam pendidikan. Lantas apa yang salah dengan itu semua? Bukannya tidak mau, hanya memang saja jodohku belum ketemu. Nikmati saja kehidupan kalian dan berhenti mengusikku. Seperti aku yang begitu menikmati bagaimana Tuhan menempaku jadi lebih baik lagi setiap waktu.

Dan untukmu hai calon ayah dari anak-anak kita nanti. Sudah sampai mana sih? Masih lama kah waktu yang kamu perlu untuk sampai ditempatku? Atau sebenarnya sama saja, aku dan kamu masih sama-sama diminta Tuhan untuk berbenah mempersiapkan diri menjadi orang tua luar biasa bagi anak-anak kita? Hmm.. baiklah. Entah kejutan apa yang telah dipersiapkanNya, bukankah sudah jadi kewajiban kita untuk sabar dan terima bersih semua hasilnya.

Jadi bersabarlah calon jodohku, kamu dan aku hanya butuh waktu sampai semua bahagia itu berpihak pada kita. Bersabar sampai datangnya hari dimana semua bahagia yang memang hak kita tak akan lagi direnggut paksa. Kamu dan aku yang akan menua bersama, dalam pertemuan yang tak pernah disangka-sangka. Dalam takdir yang tak terbantahkan lagi. Selamanya berdampingan menghadapi banyak hal dan menguat bersama. Tak perlu jenuh menunggu, cepat atau lambat bahagia juga pasti jadi milik kita. Sampai saat itu tiba, aku berjanji untuk tak akan merasa lelah. Demi hidup berdampingan denganmu. Aku tak akan lelah apalagi menyerah.


"In waiting.." http://www.hipwee.com/list/tentang-cinta-impian-dan-harapan-yang-patut-kamu-perjuangkan-dalam-doa-dan-usaha/