Friday, January 16, 2015

Lili..

Hari ini seperti biasa ada seorang teman mendatangi aku dan bercerita. Dia merasa seseorang sudah mengecewakan dia.  Aku termaksud orang yang senang mendengarkan orang lain bercerita. Dan buat aku ini moment yang luar biasa. Karena bagiku, ga semua pengalaman harus aku alamin sendiri dan aku bisa belajar dari mereka semua. Melalui cerita, tawa, dan bahkan dengan airmata mereka. 
Aku sendiri juga ga terlalu paham kenapa mereka mau membagi masalah mereka ke aku padahal aku sendiri cuma bisa dengerin. Sesekali ikut tertawa dan menangis saat mereka membagi sebagian kecil perjalanan hidup mereka ke aku. Tanpa ada saran berarti yang bisa aku bagi.

oke. kita back to topic yah..

Mungkin kita bisa menyebut nama teman aku ini Lili.

Lili seorang gadis manis yang.. yang seperti apa yah? aku sendiri juga kurang paham sama karakternya. Yang pasti dia baik, tertawa saat orang lain tertawa, menangis saat orang lain menagis, Dia bisa begitu bahagia atas kebahagian orang lain dan bisa begitu bersedih atas kemalangan yang menimpa orang lain. Dia tulus, dan aku bisa rasain itu.


Kami berteman baru. yahh.. sekitar satu tahun empat bulan. Dan selama aku kenal dia, aku selalu melihat bahwa dia begitu rapuh, begitu perlu dilindungi, hatinya begitu lembut. Dia begitu menjaga perasaan orang lain sampai dia lupa bahwa disaat yang bersamaan hatinya juga terluka. 


Pertemanan kami berjalan dengan baik. walau sesekali kami berdebat untuk hal sepele tapi lagi-lagi dia selalu mengalah, Padahal aku mau dia belajar untuk bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan. dia perlu marah saat memang harus marah. Tapi lagi-lagi kata andalan dia "ga enak gue.." itu keluar dari mulutnya. oh Liliii.. mau sampai kapan?? hufh..


Sejak pertama kali bertemu aku merasa ada yang aneh, ada yang belum dia ceritain dan aku yakin itu hal serius. sampai suatu malam kami sepakat untuk sekedar makan bersama. berawal dari obrolan sederhana sampai akhirnya aku tau sesuatu. Dia sakit, sakit serius.. Dia ga mau ada orang lain yang tau. Dia memendam itu sendiri. Aku cuma bisa menangis mendengar ceritanya. 


"Iya.. gue sakit.. tapi gue masih bisa seperti kalian yang sehat. Gue ga mau diperlakuin kaya orang sakit. Gue bisa kerja, gue bisa nonton, gue bisa main kepantai, gue bisa ngelakuin apa yang orang sehat lakuin. Gue ga mau dibilang sakit. Gue ga mau dikasihanin. Dan gue cerita sama lu bukan karena mau dikasihanin... Tapi supaya lu tau keadaan gue. Jadi klo suatu hari nanti sakit gue kambuh lu tau harus ngapain." Dia membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa jenis obat. "Yang ini untuk jantung gue, yang ini klo gue sesak.. Lu jangan nangis.. gue ga kanapa-kenapa kok. gue cuma pengen lu tau. gue ga pernah sedih atau nyalahin keadaan gue. Gue cuma pengen bikin orang lain bahagia saat ada didekat gue."


Mana mungkin aku ga nangis. Dikondisi dia yang seperti itu dia masih mikirin orang lain. c'mon lili.. kenapa harus ngorbanin perasaan sendiri sih cuma supaya bisa ngeliat orang lain bahagia.


Tapi karena dia aku belajar satu hal. BERSYUKUR. satu kata yang terkadang sulit banget aku lakuin. Ini bukan tentang terlahir sebagai siapa dan bagaimana kita. Tapi akan menjadi seperti apa kita. Ini bukan tentang berapa lama kita hidup. Tapi tentang bagaimana kita menjalani hidup. Tuhan punya Tujuan untuk setiap nafas yang terhembus. Tidak ada yang sia- sia. Kita diciptakan spesial satu sama lain. Aku yakin selalu ada maksud terselip dari setiap pertemuan, termaksud pertemuan kita Lili..


Semoga kita bisa selalu jadi teman baik...


6 comments:

  1. suka banget sama cerita ini mon,sedih baca nya huuhuu.. tapi jadi terinspirasi klo kita ga boleh selalu memendam perasaan sendiri dan bisa berbagi sama teman terdekat kita yang bikin kita kuat..dan kita bisa bilang engga tanpa bilang "ga enak".

    ReplyDelete
  2. Cerita yg menarik dan menginspirasi... takut kehilangan temen adalah dasar yg salah buat sebuah pertemanan.. kita gak akan jd diri sendiri. Ak pernah ngalamin seperti itu.. smpe akhirnya seorang temen berkata kalau kita tidak belajar menghargai diri kita maka org gak akan tau cara menghargai kita dan org tidak akan tau batas2 kewajaran diri kita sehingga kita trz menerus menjadi korban perasaan dalam pertemanan. Hargailah dirimu shg org tau cara menghargai dirimu.. hehehe... skalian curhat mond.
    Petruz triad

    ReplyDelete
  3. Dua jempol buat penulisan cerita.a.. Sampe terharu baca.a.

    ReplyDelete