Wednesday, September 13, 2017

Teruntuk Wanita yang Mengambil Tempatku Dengan Paksa

Memang mungkin cinta datang dan pergi, tapi apa kau tahu hati butuh waktu untuk dibenahi? Dia yang pernah kutemani dengan segala ketidak punyaan sampai pada tahta kejayaan. Mendadak kau kemas dalam hati yang tak sama lagi. Aku yang pernah berjalan beriringan dengannya, kemudian sesekali kupelankan langkah untuk menyeka airmata hanya untuk membuat dia tak melihat, bahwa aku pernah terluka dalam sunyi yang tak kusampaikan pada semesta demi tetap mencintai dia.

Kau mana tahu bahwa mendaki dari bawah bukan soal mudah. Sesekali tali hati yang kugenggam menyayat dan melukai sampai berdarah dengan perdebatan dan rasa cemburu yang selalu kusimpan sendiri,  dan dalam pedih yang hanya bisa kusampaikan pada Tuhan. Kemudian dengan cinta yang sabar kusembunyikan bagian-bagian dari diriku yang terluka saat mempertahankan dia.

Kau mana tahu bahwa aku pernah merasa punya seperti tak punya saat dia sibuk menata mimpi yang katanya dulu ada aku diletakan dia didalamnya. 

Kau mana tahu aku pernah hanya bisa berbincang dengan bayang, menabung rindu pelan-pelan sambil berbisik pada Tuhan agar Dia tak lupa menjaga lelaki yang entah sedang menggapai mimpi seperti apa. Tak apa Tuhan dia lupa memberi kabar asal jangan lupa makan.

Kau mana tahu bahwa aku pernah tak perduli itu terik atau hujan asal bisa menemui dia dalam sisi gelapnya untuk sekedar memeluk dan bilang semua akan membaik seiring berjalannya waktu. Tanpa perduli diwaktu yang sama aku juga sedang tak baik-baik saja.

Kau mana tahu bahwa dia pernah memintaku menunggunya memantaskan diri agar bisa terus mendampingiku. Dia pernah meminta untuk tak pernah kutinggal meski cuma sebentar. Katanya, aku cuma perlu menunggu waktu sampai bisa dijadikannya wanita paling bahagia. Nanti. Kau mana tahu. 

Bukankah sebagai sesama kau harusnya mengerti bahwa wanita mudah memberi seluruh hati pada cinta yang dianggapnya tak akan pernah mati?

Sudah seberapa hebat kau rasa pesonamu? Datang, merusak, dan mengambil apa yang kubangun pelan-pelan dengan sebagian airmata yang kusudutkan dalam diam. Mungkin memang bagimu cinta tentang memilih dan mengambil yang terbaik tanpa memikirkan apa yang membawanya sampai pada titik yang paling kau ingini. Tanpa kau tahu mungkin sudah banyak yang ditukar perempuan sebelumnya demi bisa melihat lelakinya bahagia. Untuknya aku siap menukar apa saja asal bukan cinta.

bagaimana jika kita bicara tentang karma yang ramai digaungkan manusia setiap waktunya. Tak takutkah kau bila ini terjadi pada anak perempuanmu? Semoga tidak, jangan sampai. Dia tak tahu apa-apa.

Dan untukmu lelakiku dulu.
Tak perlu banyak penjelasan, karena bagiku tak ada alasan yang tepat untuk sebuah perselingkuhan. Apa yang salah dalam diriku? Kau kan sudah tahu, untukmu aku siap kau rubah jadi perempuan yang paling kau mau. Bukan yang kau tinggal saat apa yang kamu impikan tak ada dalam diriku. Sadarkah kau bahwa hubungan yang hebat itu dibentuk bukan ditemukan? Atau paling tidak kau bisa pamit dengan sopan sebagai lelaki. Bukan pergi begitu saja seperti pencuri.

Kau bukan lagi anak-anak yang melempar mainannya saat sudah bosan. Membantingnya dengan harapan dibelikan yang baru. Atau menyimpannya dalam gudang dan sampai kapanpun kau tak akan pernah datang. Kau lelaki dewasa yang tahu cara memperlakukan manusia sebagaimana mestinya. Atau sudah bekukah kata pamit dalam lidahmu? Atau cintamu yang baru membuatmu tak lagi tahu bagaimana caranya menggunakan hati?

Lalu Bagaimana kalau kita bicara tentang tukar posisi? Kau yang ada sejak pertama sampai jadi yang utama lalu berubah jadi yang paling tak punya arti apa-apa. Kau yang paling setia lalu hanya dijadikan bahan bercanda. Kau yang selalu ada dalam setiap suasana hatinya tapi ditinggal begitu saja? Kau mana tahu rasanya.

Tapi cukuplah penyesalanku telah mengenalmu. Karena bagaimanapun juga didadaku kamu pernah jadi yang sangat berharga. Aku hanya ingin mengambil hati yang pernah kuberikan padamu. Mungkin sudah rusak, aku akan berusaha memperbaiki sendiri. Menunggu yang paling baik yang Tuhan Siapkan untukku. Dia yang nantinya datang dan tak akan pergi lagi.

Dan dia yang kini memeluk erat lenganmu seperti balita yang tak ingin coklatnya direnggut paksa. Kuharap dia selalu bisa membuatmu tertawa bahagia. bukan malah mengacak mimpi yang sebelumnya kau bangun dengan susah payah.







Wednesday, May 10, 2017

Dari Pilkada Sampai ke Dua Tahun Kurungan Penjara.

Pak..
Aduh! saya bingung harus mulai darimana.
Yang pasti sedih pak.
Masih basah bekas luka akibat kekalahan anda kemarin diputaran kedua dan sekarang saya harus menerima kenyataan anda dijatuhi hukuman dua tahun Penjara.
Saya tidak mengerti hukum sama sekali. 
Saya tidak tahu kenapa hasil sidang anda berakhir seperti ini.
Saya juga tidak memahami dimana letak penistaan pada pidato anda dikepulauan seribu.
Tapi yang saya tahu sekarang inilah kenyataan hukum di Indonesia.
Harusnya anda kemarin menjaga mulut pak.
Karena sekarang akhirnya saya tahu bahwa negeri ini tidak butuh orang jujur melainkan orang santun apalagi kalau anda bergaul akrab dengan FPI, dijamin apapun ucapan dan tingkah laku anda walaupun tak pantas didengar telinga apalagi dilihat mata pasti tetap dipuja asal mengatas namakan Tuhan dan agama.
Jangan sedih pak, sekarang bukan hanya 42% warga DKI yang menangis dan berdoa untuk anda tapi Indonesia. 
Semoga tetap kuat dan jangan menyerah ya pak.
Perjalanan anda masih panjang.
Lihat kami saja yang membutuhkan anda.
Sampai jumpa dikesempatan berikutnya entah dalam situasi seperti apa, yang pasti saya tetap cinta.
Airmata dan rasa cinta saya untuk anda.
Semoga sehat selalu dan tabah serta tak kehilangan senyuman tulus diwajah anda.


Salam,


Bukan pengirim bunga, 
tapi pengirim doa yang menggema diangkasa.



Thursday, April 20, 2017

Surat Patah Hati Saya untuk BaDja yang Akhirnya Kalah Diputaran Kedua

                                                                                                                               Jakarta, 20 April 2017
Kepada Yth,                                                                                                             
Pak Ahok dan Pak Djarot
ditempat.

                                                                                                                             
Percaya atau tidak, ini pertama kali dalam sejarah hidup saya menangis karena pilihan Gubernur saya gagal memimpin kedua kalinya. Dan saya yakin, ini berlaku juga pada bapak kesayangan saya Joko Widodo tentunya. Jangan Sampe deh pak. Bisa patah hati yang kesekian kalinya saya.

Pak ahok atau Pak Basuki yah enaknya?
Ah, sama sajalah! Anda tetap anda, yang mencintai kami tanpa pura-pura.

Saya tidak mengerti politik sama sekali. Dan dulu, memang tidak ingin tahu. Semacam ada rasa tidak peduli. Terserah kalian politikus mau apa disana. Terserah. Tapi semenjak ada anda dan pendamping anda Pak Djarot pastinya, saya mulai merasa ada yang berbeda. Setiap ada berita tentang kalian berdua rasanya saya seperti terbius dan tak ingin mengalihkan pandangan saya, apa mungkin ini cinta? Jangan deh, nanti pacar saya cemburu lagi sama kalian berdua.

Kalau kata adera, 'dan kau hadir merubah segalanya menjadi lebih indah' itu saya rasain sejak memiliki kalian pak.

Kalian membuat semuanya jadi begitu sederhana. Kebijakan-kebijakan yang kalian buat selalu membikin (bahasa pak Djarot) saya terpana. Walau awalnya saya sempat sebel sih sama bapak yang tukang marah, belum lagi banyak orang mengeluh tentang anda. Celoteh saya saat itu 'paling sama ajah'. Tapi toh tetap saja, hati kecil saya bilang ada yang beda dari kalian berdua. Semakin saya cari tahu, semakin saya ikuti, saya semakin suka. Saya semakin paham Jakarta ini mau bapak bawa kemana. Apalagi waktu kalian bilang bapak orang tua bagi warga DKI, adem pak rasanya. 

Kemarin tanggal 19 april 2017, biarlah tisu-tisu itu jadi saksi bisu betapa hancurnya hati saya melihat anda berdua berdiri dihadapan kamera mengakui kekalahan kalian berdua. Ah Tuhan, cobaan apalagi ini? Terserah mau dibilang lebay atau apapun, Pak Joko Widodo dan kalian berdua merubah cara pandang saya tentang politik yang kotor, rumit, tidak transparan, dan membosankan.

Kalian membawa pola kepemimpinan yang dekat dengan kami. Sederhana dan mudah ditebak. Intinya cuma satu, gimana caranya kami bisa hidup layak dan bahagia. Saya sempat bermimpi warga DKI yang selalu hidup dalam himpitan kesulitan hidup berubah jadi warga yang bahagia. Pandangan Orang yang selalu mengolok-olok kami karena banjir, macet dan lain sebagainya bisa terdiam. Dan kami bisa hidup layak seperti kebanyakan manusia.

Saya sempat berharap penuh tentang keragaman kita yang bukan hanya bicara soal budaya tapi juga agama bisa terapresiasi melalui terpilihnya anda. Kita beda tapi punya tujuan yang sama. Saya batak dan bapak tionghoa pak Djarot jawa tapi kita sama-sama orang Indonesiakan pak?

Tentang cara bicara anda yang tegas dan kadang dianggap kasar beberapa pihak, saya maklumi itu pak. Karena negeri ini tak hanya berisi orang jawa. Kami orang Sumatera utara kalau bicara belum sampai keluar urat dileher rasanya lawan bicara belum paham apa maksud kita. Orang Betawi punya cara berbicara nyablak dan apa adanya, tapi saya suka. Karena inilah Jakarta. Karena inilah Indonesia. Tapi kemarin pak bersamaan dengan patahnya hati saya, alampun berbicara dengan bahasanya, tentang Bhineka yang sepertinya sudah mati di Jakarta.

Tapi sudahlah, ini mungkin seperti yang anda bilang, kekuasaan itu datangnya dari Tuhan. Dia yang kasih Dia yang ambil. Saya hanya berharap bapak tidak pernah lupa pada kami separuh warga DKI yang selalu mendukung Bapak apapun yang terjadi. 

Sudah selesai pak (untuk saat ini). Silahkan istirahat. Duduk-duduk, santai-santai. Sudah capek kan dihantam sana sini? Dilemesin dulu sebentar pak, sambil menunggu tanggung jawab yang lebih besar lagi nanti. Kalau boleh acara Ahok Show lanjut ya pak. Karena dengan begitu saya bisa mengobati rindu saya. Jangan lupa Pak Djarotnya diajak, biar bisa lihat pecinya dan tahan amarah sekalipun Bapak sedih liat kami nantinya.

Ini saja dulu dari saya, semoga kedepannya saya bisa menulis surat tentang keberhasilan pak Ahok dan pak Djarot. Terimakasih karena sudah mau capek-capek ngurus kami warga DKI. Semoga Bapak sehat selalu dan tetap seperti ini.


Salam,


Saya yang patah hati



Monday, December 19, 2016

Untukmu yang Selalu Ragu. Maaf, Sikeras Kepala ini Menyerah juga Akhirnya.

Hari ini aku melepasmu dengan jutaan harapan yang pernah kita bangun saat masih saling mendampingi. Kamu tahu? Bahwa sikeras kepala ini akhirnya menyerah juga dalam pertarungan. Aku menyerah pada mimpi yang tak bisa kuraih. Bukan, bukan karena tak lagi cinta. Aku hanya tahu, kita bersama bukan untuk saling melengkapi tapi melukai sambil menunda perpisahan hanya karena takut hidup sendirian.

Kamu selalu mempertanyakan apakah aku cinta atau hanya main-main saja. Sudah ku bilang bukan bahwa aku berbeda? Dan seingatku dulu, itu alasanmu menjatuhkan pilihan. Aku berbeda dengan semua cinta yang kamu temui sebelumnya itu yang kamu bilang dulu. Lantas kenapa kamu justru mempermasalahkan apa yang dulu sempat jadi alasanmu bangga mendampingiku?

Aku memang tak sering memberi kabar, atau menanyakan hal yang membuatmu merasa kamulah satu-satunya dunia yang kupunya. Aku memang punya cara pandang yang berbeda memandang cinta dalam kadar yang cukup dewasa. Aku tak bisa serta merta datang menghapirimu hanya karena sakit kepala atau kala flu menyerangmu. Aku memang tak selalu menanyakan apa kamu sudah makan atau belum. Tapi percayalah, dalam benakmu tentang pertanyaan adakah aku cinta padamu. Jawabannya tentu ya.

Beberapa hal mungkin ingin kuberitahu tentang bagaimana caraku mencintaimu dengan sederhana. Aku memang tak terlalu suka memamerkanmu atau hubungan kita pada media sosial manapun. Bukan karena malu, bukan karena ada hati yang kujaga, tapi karena aku hanya ingin memilikimu sendirian. Aku ingin menikmati keluar biasaanmu tanpa ada orang lain yang tahu. 

Aku memang tak sering meneleponmu. Menanyakan apa kabarmu hari ini. sehat atau sakitkah. Aku memang jarang melakukannya. Itu semata-mata karena aku percaya aku sudah jadi bagian dalam hidupmu, maka apapun itu entah baik atau buruk kamu pasti membaginya denganku tanpa diminta. Dan bila ada hal luar biasa, karena bagimu aku penting. Maka pasti kamu akan mencariku untuk bercerita. Seperti apa yang kulakukan padamu.

Aku memang tak langsung gusar atau berlari kacau mencarimu saat kamu tak memberi kabar. Itu sungguh karena aku tahu kamu orang hebat dengan segudang mimpi luar biasa yang ingin kamu raih. Maka kuberi kamu waktu untuk tenggelam dalam kesibukanmu. Tapi jangan lupa sayang, ada aku yang selalu setia menunggu dengan caraku. Ada aku disini yang selalu mendengar setiap lelahmu. Menggenggam tanganmu dan memberi pelukan yang bisa menghangatkan bekunya lidahmu yang terbungkam karena segudang masalah yang menghantam. Ada aku disini yang menganyam harapan melalui doa yang kulayangkan pada Tuhan, untuk semua kebahagian dan kesehatanmu. Bahkan aku sampai hafal tiap katanya. Kuharap Tuhan takkan bosan. 

Mungkin bagimu akulah orang yang sangat tidak peka dan pelit perhatian. Tanpa kamu tahu bukan, bahwa kamulah orang yang selalu kuingat tiap kali terjaga? Sungguh, kamulah topik termanis yang sering kuperbincangkan dengan rekan-rekanku dalam berbagai golongan dan obrolan. Aku menceritakan bagaimana bangganya aku memilikimu. Aku memberitahu mereka bahwa sekalipun harus mengulang kehidupan, aku tak masalah bila harus jatuh pada hatimu lagi.

Aku memang tak mengingatkanmu tentang makan. Tapi hei sayang, bukankah hanya balita yang dipaksa makan oleh mamanya? Kupikir kamu cukup dewasa untuk tahu kapan waktu makanmu dan apa yang kamu perlu. Maaf untuk hal ini, aku salah ternyata. Sekali lagi maaf, aku memang kurang peka.

Tentang rasa cemburumu yang terkadang kurasa berlebihan. Maaf sayang, selama kita bersama pernahkah aku terbukti mendua? Pernahkah terbukti aku membuka hati bagi cinta yang baru? Entah bagaimana cara mengutarakannya agar kamu percaya, tapi sungguh aku hanya mau kamu. Bila ada orang lain yang menginginkanku, bukankah harusnya kamu bisa berbangga. Diantara mereka semua aku memilih kamu dengan menghempas mereka dari lingkar hidupku.

Aku menutup percakapan dengan lawan jenis untuk menjaga perasaanmu. Sebisa mungkin bila tidak terlalu perlu aku tak ingin bicara banyak dengan mereka. Percayalah sayang, untukmu aku sudah rela meninggalkan banyak hal. Mengunci rapat hatiku hanya untuk satu nama. Tapi masih dituduh macam-macam. Untuk hal ini, maaf sayang aku masih belum mengerti harus bagaimana menjelaskannya padamu.

Tapi ah sudahlah, mungkin memang bukan orang yang seperti aku yang kamu butuhkan. Biar bagaimanapun juga, terimakasih karena pernah bersedia menyisihkan waktumu menetap disampingku meski hanya sementara. Aku amat beryukur pernah memiliki kamu yang sampai saat ini masih begitu luar biasa dalam dua bola mataku yang selalu begitu berbinar saat menatapmu. Maaf untuk setiap kesalahan yang pernah membuatmu tersiksa. Tapi ini aku, meski tak sempurna, aku pernah memperjuangkanmu dengan luar biasa.



Meski sulit, kadang cinta memang lebih baik dilepas tanpa memaksabisa terus bersama utnuk kemudia saling memberi luka. https://www.instagram.com/p/mSZ02RhXb35BWz_2SxsWDyuzVfjpCj5iQU5jc0/



Friday, September 9, 2016

Maaf. Meski Sendiri Aku Juga Bahagia.

Untuk kalian yang tak tahu apa-apa saja rencanaku kedepan. Kuharap coretan ini bisa sedikit menjelaskan. Percayalah, meski sendiri untuk saat ini, hidupku tak semengerikan yang kalian pikirkan. Meski untuk saat ini segala sesuatu harus kulakukan sendiri. Meski sampai saat ini belum ada nama yang mengisi relung hati. Tapi sungguh, aku bahagia. Menikmati setiap detik yang kupunya. Mengagumi setiap perbuatan tangan Tuhan yang tak ada habis-habisnya.

Bukan tak mau, hanya saja aku sedang berusaha berdamai dengan masa lalu. Mengobati luka yang pernah lahir dari retaknya cinta yang pernah kualami dulu. Aku berusaha memaafkan setiap tahapan perjalan yang pernah ambil andil dalam ratap kesakitanku. Bukan tak mau, aku hanya tak ingin sembarangan membuka hati. Karena cinta bagiku bukan gengsi yang harus sesegera mungkin kuraih demi menjaga penilaian siapapun terhadapku. Dia seharusnya lahir secara alami, tanpa rekayasa. Mengalir begitu saja tanpa perlu berpura-pura.

Kumohon bersabarlah dan terimakasih untuk rasa perdulinya. Tapi sebelum mengusikku bisakah kalian pastikan dulu, bahwa kalian yang kini hidup berdampingan sudah pasti mengarungi perjalanan dengan disesaki kebahagiaan? Tak jarang beberapa teman yang memilih hidup dalam pendampingan malah meradang penuh marah dalam perasaan. Memamerkan rasa sedih disemua sosial media. Mengumbar rasa perih agar orang-orang menaruh simpati. Mengumpat pada cinta yang sebelumnya dipuja-puja. Maaf saja, daripada hidup dalam drama, lebih baik sendiri dulu sampai jodoh terbaik bisa kutemui. 

Harus kalian tahu, sendiri atau berdua sama saja. Kita tetap harus berbahagia. Sendiri atau berdua kita sama-sama punya celah untuk terluka.

Lebih baik begini saja untuk saat ini. Memperbaiki diri. Setia dan bersabar dalam doa dan penantian. Sampai Tuhan menunjukan siapa yang pantas ajakannya untuk ku iyakan. Bukannya tidak mau, Aku hanya sedang menunggu dia yang langkahnya berhenti padaku saja. Dia yang nantinya mencintaiku tanpa syarat yang harus kupenuhi dengan susah payah. Dia yang datang dengan segudang cinta dan siap hidup bersama. Bukan hanya cinta yang berdiri disini, membuatku jatuh hati kemudian pergi.

Daripada berjerih lelah memberi komentar atau bicara yang tidak-tidak dibelakang. Bukankah lebih baik kalau kalian pakai waktu itu untuk mendoakan? Percayalah, sekarang ini hanya itu yang kubutuhkan dari kalian. Biarlah tentang rasa sakit atau kekecewaan yang pernah kujalani, aku sendiri yang memperbaiki. Doakan dan percaya saja, hanya cinta yang bisa melunakan hati yang pernah mengeras karena luka. Aku, entah kapanpun itu. Pasti juga akan menemukan cinta yang mahir memberi pelukan hangat, untuk selalu memanggilku pulang.


http://www.gudangkesehatan.com/7-cara-menghilangkan-perasaan-galau-yang-berkepanjangan/





Thursday, September 1, 2016

Meski Tak Sering Mencari, Hati Ini Jelas Tahu Pada Siapa Rindu Ingin Berlari

Maaf bila cintaku terlalu sederhana..
Aku tak banyak menuntut pertemuan. Bukan karena tak rindu, tapi karena aku tahu hidupmu tak melulu tentang aku. Aku tak selalu bersikap manja, berbicara dibuat-buat seperti balita. Karena aku mengerti betul, perjalanan hidupmu tidak melulu tentang membahagiakanku. Bukan juga tentang menjamin aku selalu tertawa.

Karena sejatinya bahagiaku bukan sepenuhnya tanggung jawabmu. Kamu punya kehidupan sendiri. Punya tanggung jawab yang harus kamu penuhi setiap hari. Ada orang tua yang merindukan pertemuan denganmu, kala dirimu mencium punggung tangan mereka. Ada sahabat dan saudara yang juga punya rasa rindu yang sama, untuk sekedar jumpa dan saling sapa, kemudian tenggelam dalam tawa dan cerita. Ada hobi yang sesekali harus kamu hampiri, kala jenuh atau pahitnya hidup mencekik lehermu.

Aku memang tak terlalu sering mencarimu, menuntut kabar setiap waktu. Membuntuti kemanapun tempat yang kamu tuju. Mengingatkan makan siang atau vitaminmu, karena aku tahu lelaki yang ada dalam hatiku bukan balita yang makannya saja harus dipaksa. Kamu lelaki yang tahu kemana kaki harus melangkah. Sekali lagi kupastikan,  itu bukan karena aku tak cinta, tapi aku tahu bila jodoh kita akan jadi orang tua. Mana mungkin kita bisa jadi orang tua yang pantas, jika kamu dan aku masih kekanak-kanakan dalam hal cinta dan sebagainya, dan masih sibuk tenggelam dalam urusan drama.

Jangan khawatir sayang, dihatiku jelas tertera namamu. Aku mencintaimu dalam diam dan rentetan doa. Kala jarak dan kesibukan memisah, aku berharap kita bisa bertemu dalam sujud disetiap jumpa dengan Sang Esa. Teruslah bersinar dan melangkah menapaki semua mimpi yang ada dalam benakmu. Aku tak akan mengganggu. Aku hanya akan memberikan pendampingan dengan sebaik-baiknya. 

Saat kamu gagal aku akan selalu ada disampingmu, untuk selalu memberi peluk dan kecup yang menenangkan. Memberimu segudang dukungan. Saat kamu terjatuh, ingatlah ada aku yang selalu menguatkan. Menopang tanganmu agar tak jatuh terlunta-lunta. Saat kamu lelah, aku akan memberikan pundakku sekedar untuk bersandar. Kupastikan, bahwa aku selalu bisa jadi tempatmu kembali saat tak ada lagi tempat yang bisa kamu datangi. 

Jadi jangan meragu pada hati yang tak pernah gusar mencari-cari. Aku mencintaimu dengan sederhana. Hanya ingin tetap disampingmu. Menikmati apapun prosesnya. Menjadi hati yang selalu kamu miliki. Menjadi cinta yang selalu buatmu berbalik arah. Menjadi harap bagi masa depanmu yang cerah. Menjadi bagian dalam setiap pertandingan. Menjadi tempatmu menoleh saat kamu butuh anggukan dukungan. 

Bukan tak rindu. Seringkali hati ini meradang karena tak dapat bertemu. Tapi kutahan cerita sampai kita bisa bersatu. Bila sudah serumah nanti bukankah kamu yang terakhir kulihat sebelum tidur, dan yang kusapa penuh cinta saat pagi tiba. Jadi aku akan bersabar menunggumu mampu membawaku pada cinta yang tak hanya pandai berkata tapi juga mengajakku hidup bersama. 

Jangan khawatir, aku juga tidak hanya berdiam menunggumu. Disini, ditempatku dengan jutaan rindu, aku akan menjadi sebaik-baiknya wanita yang bisa kamu pertimbangkan nanti. Membekali diri dengan berbagai hal yang kalian butuhkan. Entah itu kamu atau anak-anak kita. Untuk sekarang, kubiarkan kamu bebas terbang menggapai semua mimpi yang kamu gantung dalam langit-langit hatimu. Tak ada ragu, juga kucoba bunuh rasa cemburu. Karena aku tahu, yang terbaik tak akan pernah pergi dan akan pulang pada hati yang ada disini.


http://www.digaleri.com/2011/08/gambar-gambar-romantis-foto-percintaan.html

Monday, June 27, 2016

Jangan Tanya Apa-apa. Meski Tak Seagama, Aku Mencintaimu Dengan Terlalu, Dari Ujung Kaki Sampai Kepala.

Entah takdir seperti apa yang telah menyentuh hatiku untuk jatuh padamu. Yang aku tahu, saat mataku terpejam dan melipat tangan, saat aku berada dalam keadaan paling intim dengan Tuhan, namamu tak pernah berhenti terucap dari bibirku. Berharap sudikah kiranya Tuhan mempersatukan hati yang jatuh bersamaan tanpa memandang apa itu perbedaan. Aku mencintaimu setulus mentari memulai pagi. seindah pelangi yang datang setelah hujan berhenti. Tahukah kamu apa yang paling menarik dari mereka?

Matahari selalu membuat bulan bersinar meski tak bisa saling mengenggam. Pelangi membuat hujan dan mendung berubah menyisipkan tawa bagi mereka yang merindukan cerah, meski tahu mereka tak bisa saling melempar canda. Itulah hatiku untukmu. Kita tak bisa bersama, tapi aku juga tak pernah menyesal telah jatuh tanpa dipeluk masa depan bersamamu. Meski ku menangis dengan dalamnya perasaan yang tak mungkin dipersatukan, masih bolehkah aku mendoakanmu sekali lagi sebelum takdir membawamu jauh pergi?

Tak ada yang salah, entah dilahirkan ditengah keluarga dengan agama apa, aku melihatmu tanpa mempertimbangkan itu semua. Cintaku sederhana, hanya rela jatuh sejatuh jatuhnya, tanpa berharap kau memeluk ku sampai tua. Meski kadang rasa iri menyusup didada tanpa permisi, karena melihatmu menggenggam tangan yang lain, dia yang menurut mereka sepadan denganmu untuk mengarungi kehidupan. Tak bisakah aku menggantikannya? Menggenggam tanganmu dan menua bersama tanpa peduli apa agama kita?

Saat kau menagis melepaskan genggaman, memohon agar aku tetap disampingmu tak peduli apapun yang mereka katakan. Jelas sudah kubilang ini tak akan bisa sayang. Aku mencintaimu, percayalah. Tapi mungkin pertemuan kita memang bukan untuk menyatukan dua hati yang saling mencintai. Kita bukan dua insan dalam film yang laris dipasaran. Dimana agama mungkin tak masalah asal cinta bersemayam disana.

Buka matamu dan lihatlah, ini dunia nyata kita. Dalam cinta ini bukan hanya ada aku dan kamu, tapi mereka yang berhak dibahagiakan oleh kita. Tak apalah meski harus mengalah sampai terluka parah. Percaya saja, kau dan aku meski berbeda Tuhan kita tetap pribadi yang maha sempurna. Penyembuh dari segala luka. Jadi berjalanlah tanpa menoleh lagi pada hati yang dulu memilikimu ini.

Karena sungguh aku bersyukur telah mengenalmu. Andai bisa kuhampiri Tuhanmu, bukan ingin meminta macam-macam, aku hanya ingin berterimakasih karena Dia menciptakanmu dengan sempurna. Darimu aku belajar banyak hal. Mencintaimu dengan tulus tanpa berharap memiliki sampai nafas terakhirku. Mendoakan yang terbaik meski bukan aku yang akan menemanimu menikmati itu. Darimu aku belajar melepas apa yang paling ingin ku pertahankan. Berlari menjauh dari apa yang paling ingin kuhampiri.

Entah pada siapa nanti kau titipkan hati kuharap dia tak akan pernah menyakiti. Berbahagialah meski kita pada akhirnya hanya tinggal sebuah cerita. Agar aku tak ragu meninggalkan tempat ku menunggumu dulu. Kuharap ikhlas kita dapat membuat Tuhan sesegera mungkin mempertemukan kita pada cinta yang mahir memulihkan. Sehingga nanti bila waktu mempertemukan kita, kau dan aku bukan lagi dua orang yang menangis karena luka menganga dalam hati yang merana. Tapi dua orang yang telah menemukan seindah apa cinta tanpa perbedaan seperti kita.

"Definisi cinta beda agama.." http://ask.fm/LintangAnjali/answers/126083164353


Tuesday, May 24, 2016

Untukmu Perempuan yang Terikat Dalam Cinta yang Tak Layak Dipertahankan

Mulai dari diselingkuhi berkali-kali, terikat dalam cinta yang tersembunyi, atau kekerasan fisik yang didapat bertubi-tubi. Bukankah cinta harusnya datang untuk membahagiakan dua hati? Mengajar untuk tumbuh lebih matang bagi masing-masing pribadi. Memberi peluk yang hangat saat masing-masing dari kalian terlihat menggigil hebat menghadapi cobaan. Dan menjadi rumah yang teduh untuk alasan pulang berkali-kali.

Meskipun pertengkaran sesekali datang, asal itu demi kebaikan yang menjadikan kalian berdua semakin saling memahami dan jatuh tenggelam lebih dalam pada cinta yang sama. Sejauh itu saja, maka masih wajar untuk dimaklumi. Tapi bila untuk alasan cinta kamu terluka baik fisik maupun perasaan, lantas dimana letak cintanya? Sejuta rasa yang kamu tuangkan dalam hubungan tak lantas membuat dia memandangmu sebagai sosok yang layak dihargai. Bahkan sampai membuatmu merasa terbiasa dimaki, dan dilukai. Sampai kamupun rela menerima kembali dia yang telah mendua hati. Lalu dimana letak cintanya?

Berhentilah menyerahkan dirimu pada kekerasan yang mengatas namakan cinta. Berhenti dari cinta yang tak mau menjadikanmu satu-satunya. Bila cinta, harusnya dia tak akan menyentuhmu dengan kasar sesuai keinginan hatinya. Bila cinta hatinya pasti hanya terarah padamu saja. Berhentilah berkata sudah terlajur cinta. Kamu wanita berharga yang layak bahagia. Bila bukan dia, percaya saja bahwa Tuhan selalu punya hadiah terbaik bagi mereka yang rela melepas apa yang tak pantas berada dalam genggaman.

Memang cinta tak melulu tentang tertawa. Sesekali Tuhan sisipkan airmata agar kamu tahu seperti apa bahagianya bisa berjarak pejaman mata dan sujud saja dengan Pemilik semesta. Memohon pemulihan atas rasa sakit yang mendera didada serta kebuntuan yang kamu rasa. Tapi pertanyakan kembali jika cintamu selalu jadi alasan tertinggi munculnya perasaan dilukai. Masih pantaskah dia berdiri sejajar denganmu untuk menapaki masa depan bersama?

Buka matamu ladies, sejak dalam rahim ibumu, kamu dikandung agar kelak bisa dibahagiakan dan membahagiakan, bukan sebaliknya. Kamu berhak mendapatkan cinta yang baru. Dia yang bisa mengerti seberapa berartinya kamu. Jadi untuk sesaat renungkanlah. Mana-mana saja yang membuatmu menjadi lebih dewasa serta bahagia pertahankan. Sementara yang senantiasa membuatmu berderai airmata sebaiknya lepaskan. Karena apa yang sejak awal tertulis bukan untuk bersatu, sekuat apapun tanganmu memeluk, dia akan terlepas juga pada akhirnya. Lepaskanlah, kamu terlalu berharga untuk tertatih dan berjuang sendiri.



"Ternyata airmata memiliki alasan sendiri kenapa ia harus terjadi.." http://infounik.org/kata-kata-galau-patah-hati.htmltion




Monday, May 16, 2016

Kumohon bersabarlah ma, masih ada mimpi yang harus kulunasi sebelum kuikat janji untuk mengabdi sebagai istri.

Sudah tak tahu lagi harus menjawab apa dan bagaimana. Hanya bisa tersenyum getir dan menyimpan semua kekhawatiran dalam dada. Biarlah yang jadi penyebab tetap tinggal disana, karena tak akan ada yang mengerti kenapa aku harus seperti ini. Dari sahabat sampai saudara, bisakah berhenti dimereka saja? Mama yang seharusnya paling mengerti kenapa aku masih memilih sendiri, kuharap tak ikut menyalahkan apa yang sebenarnya kukejar sampai kini. Bukankah mama selama ini mampu memahamiku? Bahkan selalu menjadi sosok yang mengenalku lebih dari diriku sendiri.

Masih basah kukenang dalam ingatan tentang masa lalu, seberapa remeh mereka memandangku, memandang kita. Jadi ku mohon mama berhentilah marah pada setiap keputusanku. Mungkin untuk saat ini hanya aku dan Tuhan yang tahu seberapa dalam aku menyayangimu. Berhenti membandingkanku dengan siini dan siitu. Aku akan menikah, tapi nanti, saat apa yang diletakan dipundakku dapat kuselesaikan dengan caraku dan tak menyusahkanmu.

Jangan malu mama aku bukan tak laku, hanya saja anakmu ini masih belum siap membagi hidupnya dengan dia yang belum tentu bersedia jika nanti aku membagi waktu dan cinta denganmu juga. Biarkan tetap seperti ini, sampai bisa kujamin saat nanti ku lekatkan hidupku pada dia yang mendampingi, mama tak akan terlantar dan kehilangan sandaran. Sungguh aku mencintaimu meski belum bisa kukabulkan keinginanmu yang satu itu.

Tak ada yang ingin hidup sendiri. Entah seberapa mandiri dan tangguhnya kutaklukan hidup ini, tetap saja ada masa dimana kubutuhkan lengan yang kurasa lebih kuat untukku menyandarkan diri dan merasa dilindungi sampai tua nanti. Maka kumohon padamu mama, hingga Tuhan menghadirkan sosok itu, bisakah mama bersabar dan terus disampingku? Menghalau setiap penilaian negatif mereka yang tak tahu apa-apa. Aku membutuhkanmu mama, untuk terus menjadi alasan atas apa yang kuperjuangkan sampai hari ini.

Ini bukan hanya tentang resepsi. Menikah bukan perkara yang dapat diputuskan sehari dua hari. Bukan juga tentang siapa paling laris dan siapa yang tak dilirik sama sekali. Tapi tentang menemani sosok lain dari diriku sampai mati. Menerima orang baru dan berbagi hidup dengannya serta menerima dengan lapang dada semua tingkah lakunya tanpa terkecuali. Dan dia tak pernah membuatku menyesal telah memilih.

Jangan tanya apa-apa, jangan memikirkan apa-apa. Cukup doakan saja. Aku, suatu hari nanti juga akan ada yang mendampingi. Entah dengan siapa kumohon mama, doakan saja. Agar ku dapat pria terbaik yang juga menyayangimu seperti ibunya sendiri. Sampai waktu itu tiba, kumohon biarkan aku sendiri. Berjuang memantaskan diri demi mu mama dan dia sang jodoh yang diantarkan Tuhan kehadapanku.


"The marriage is more important than the wedding." http://global.liputan6.com/read/2463083/12-hal-yang-paling-disesali-pengantin-wanita





Wednesday, May 11, 2016

Untukmu yang Terpekat Namun Selalu Melekat

Dalam gelap hening malam yang kelabu
aku, bagai gadis malang duduk sendiri termangu menahan rindu
tentang cinta yang dulu selalu meretas pilu
kamu, lamunan yang tak dapat buyar meski aku tak sedang melamunkanmu

sementara kamu berdiri disana menjejalkan banyak keresahan
peluk ini terbuka namun beku dalam udara
kamu tak lagi bisa kuhampiri seperti sebelum-sebelumnya
rasa perih memenuhi dada, saat kamu tersenyum tapi bukan lagi untukku 

ada luka menganga didalam hati paling kelam
entah cinta atau hanya terbiasa
yang pasti pergimu cukup jadi hal paling menyakiti
kita yang dulu selalu duduk bersama
kenapa untuk hari ini, meski hanya sekedar bertanya kabar
bibir terasa tak dapat bicara, bagai balita yang baru mengenal kata

aku mengagumimu dalam kebodohan
bagai pantai merindukan ombak saat surut melanda lautan
ada bisik yang begitu membuatku ingin kembali menyentuhmu
kamu dihadapanku tapi kaki tak bisa berlari merengkuhmu

lelah aku dengan bayangmu, meski berkali-kali ku tunggu kamu pulang
nyatanya aku hanya pantai yang sesekali disentuh pesonamu
kita masih punya jumpa, tapi bukan lagi untuk bersatu dalam rasa
namun meski begitu, berkali-kali kutanya hati
jawabnya tetap sama, 
kamu masih jadi puisi yang tak sanggup kuselesaikan
dan alasan teratas dalam setiap kegelisahan

meski begitu kuharap Tuhan tak akan bosan
karena selalu dengan redup kusapa namamu dalam doa
sungguh, dengan ringkih aku tahu 
dada ini selalu menyimpan rinduku, 
untukmu.


"Athazagora." http://www.ceritamu.com/cerita/Orang-patah-hati-biasanya-mengalami-athazagoraphobia




Tuesday, January 12, 2016

Tentang Jodoh dalam Kehidupan. Bukankah Kita Memang Punya Garis Takdir yang Tak Mesti Disamakan?

Kali ini aku bukan ingin melakukan pembenaran, bukan juga ingin menyalahkan. Hanya ingin mengajak. Bisakah mulai sekarang kalian berdamai saja dengan apa yang aku putuskan? Terimakasih untuk rasa perdulinya tapi kumohon kali ini cukup doakan saja. Tidak perlu bertanya macam-macam. Tidak perlulah juga kalian nyinyir tentang semua yang aku harapkan (pada Tuhan). Karena pertanyaan kalian yang selalu sama untuk saat ini jawabannya juga masih sama, belum ada perubahan. Aku juga masih belum tahu akan seperti apa, dengan siapa, atau kapannya. Yang terpenting dari itu semua sebenarnya. -Doakan sajalah.

Entah umur yang menurut kalian sudah 'tua' atau waktunya sudah tepat untuk berhenti hidup sendirian saja. Tapi sungguh, bila sang 'adamnya' belum juga datang apa aku harus memaki-maki Tuhan? Padahal, bukankah kita sama-sama tahu bahwa Tuhan selalu menjaga hati dengan caraNya sendiri? Karena yang aku tahu, meski hanya sekali Tuhan benar-benar tak pernah ingkar janji. Pada hati yang setia dalam sabar janjiNya selalu ditepati, jadi untuk apa kita harus repot mencampuri pekerjaanNya, yang jelas-jelas tak mudah diselami begitu saja? Maka kumohon percaya saja, kelak cinta yang membuatku berhenti mencari selamanya juga akan tiba. Karena aku yakin dalam dia sudah cukup bisa membuatku menemukan semua yang kuperlukan.

Bila kalian sudah tahu bagaimana sakit dan bahagianya menjadi ibu, bagaimana sempurnanya hidup karena sudah bisa dipanggil mama, aku masih saja tenggelam dalam kertas-kertas kerjaan. Aku masih saja sibuk mondar-mandir dari satu kota kekota lain untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Aku masih sibuk menghabiskan akhir pekan dengan tugas-tugas dalam pendidikan. Lantas apa yang salah dengan itu semua? Bukannya tidak mau, hanya memang saja jodohku belum ketemu. Nikmati saja kehidupan kalian dan berhenti mengusikku. Seperti aku yang begitu menikmati bagaimana Tuhan menempaku jadi lebih baik lagi setiap waktu.

Dan untukmu hai calon ayah dari anak-anak kita nanti. Sudah sampai mana sih? Masih lama kah waktu yang kamu perlu untuk sampai ditempatku? Atau sebenarnya sama saja, aku dan kamu masih sama-sama diminta Tuhan untuk berbenah mempersiapkan diri menjadi orang tua luar biasa bagi anak-anak kita? Hmm.. baiklah. Entah kejutan apa yang telah dipersiapkanNya, bukankah sudah jadi kewajiban kita untuk sabar dan terima bersih semua hasilnya.

Jadi bersabarlah calon jodohku, kamu dan aku hanya butuh waktu sampai semua bahagia itu berpihak pada kita. Bersabar sampai datangnya hari dimana semua bahagia yang memang hak kita tak akan lagi direnggut paksa. Kamu dan aku yang akan menua bersama, dalam pertemuan yang tak pernah disangka-sangka. Dalam takdir yang tak terbantahkan lagi. Selamanya berdampingan menghadapi banyak hal dan menguat bersama. Tak perlu jenuh menunggu, cepat atau lambat bahagia juga pasti jadi milik kita. Sampai saat itu tiba, aku berjanji untuk tak akan merasa lelah. Demi hidup berdampingan denganmu. Aku tak akan lelah apalagi menyerah.


"In waiting.." http://www.hipwee.com/list/tentang-cinta-impian-dan-harapan-yang-patut-kamu-perjuangkan-dalam-doa-dan-usaha/




Monday, December 28, 2015

Untuk ayah dan ibu, maaf bila tahun ini tak bisa habis ku lunasi rasa rindumu.

Jangan tanya apa aku tak punya rasa rindu. Melihat sesama teman perantau sudah mengabadikan foto mereka dengan keluargapun sudah cukup membuat hatiku makin hancur saja rasanya. Tapi mau dikatakan apalagi, bila berbagai masalah justru mengikat kakiku disini. Tapi tenang saja, dalam diam kutitipkan salam dan jutaan rinduku pada Tuhan. Ku mohon agar Dia tetap menjaga saat aku tak ada didekat kalian.

Jangan sedih ayah dan ibu, biarkan sejenak rasa rindu mengajarkan kita tentang arti pentingnya kata temu. Agar tak lantas ku sia-siakan tiap detik yang diijinkan Tuhan Saat nanti kita bisa saling bertatapan. Tak perlulah berpikir macam-macam apalagi merasa jakarta membuatku tak lagi punya cinta bagi kalian, Karena sungguh, aku selalu merindukan kalian, bahkan didetik pertama perpisahan kita tahun lalu. 

Aku hanya tak ingin cengeng dihadapan kalian, agar kalian tak perlu menghabiskan hari-hari kalian disana dengan rasa khawatir karena mengingat wajahku yang bersimbah airmata. Aku putri pertamamu, tak akan kalah dengan kerasnya pertarungan dunia. Seberapapun kerasnya mereka menyematkan predikat bagi jakarta. Sungguh, aku tak akan kalah. Jadi tenanglah ayah dan ibu tercinta. Aku baik-baik saja.

Maaf bila tahun ini aku hanya bisa menyapa lewat telepon saja. Padahal aku begitu rindu mencium punggung tangan kalian. Memeluk kalian untuk menumpahkan semua rindu yang kuikat didada. Tapi aku yakin kalau kalian tahu ini yang terbaik bagi kita. Ada mimpi yang harus kulunasi disini. Ada harapan yang telah kalian letakan dipundakku dan harus ku selesaikan dengan segera. Jadi percayalah aku tak pernah lupa untuk tetap mencintai kalian berdua.

Mungkin nanti entah kapanpun itu, kita bisa bertemu dalam rindu yang tak terbantahkan lagi. Maka kumohon sampai waktu itu tiba tetaplah sehat-sehat saja. Agar tenang hatiku menganyam mimpi yang membanggakan kalian berdua. Jangan lupa untuk selalu menjadikanku bahan perbincangan kalian dengan Yang Esa. Agar restunya bisa selalu menaungi hidupku dimanapun aku berada. 

Kumohon ayah ibu, sampai waktunya tiba dan kita bisa berjumpa, jaga selalu kesehatan kalian berdua. Peluk rinduku ayah ibu. Kiranya Tuhan selalu menyertaimu.



Dari aku,

Putri pertamamu yang sedang menabung rindu.



"...sampai waktunya tiba dan kita bisa berjumpa, jaga selalu kesehatan kalian berdua." http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/09/25/483/140923100930/Pentingnya-Kedekatan-Anak-dan-Orang-Tua




Wednesday, December 16, 2015

Karena ini bukan cuma perihal kapannya, tapi sudah tepatkah orangnya.

Mulai dari sepupu atau teman sekolah yang menikah lebih dulu serta pertanyaan kapan dan dengan siapa selalu saja mengganggu. Tak jarang terlintas dalam pikiran, yang menjalani saya kenapa yang lain harus sibuk-sibuk menggerutu? Tak lupa juga mama papa yang selalu bilang ingin punya cucu. Kadang rasanya ingin lari saja dari kenyataan atau bersembunyi sejauh-jauhnya agar tak perlu sering-sering bertemu dengan mereka yang benar-benar tak tahu apa isi kepala dan hatimu. 

Puluhan resepsi yang kalian hadiri, terkadang memancing tanda tanya dalam hati yang belum juga bertemu dengan jawabannya. Saya kapan yah? Dengan orang seperti apa atau pesta yang bagaimana? Kamu benar-benar tak tahu harus pergi kemana untuk bisa tahu jawabannya apa. Hanya bisa berdoa. Dalam hati dengan diam bertanya pada Yang Kuasa. Kamu jadi lebih sering membicarakan hal ini dalam rentetan doa.

Padahal saat ini, sendiri juga bukan perkara sulit untuk kamu lewati. Kamu mandiri dan kuat menghadapi hidup meski tanpa kisah cinta yang tak jauh dengan drama. Kamu bahagia meski kemana-mana tak ada laki-laki yang menemani. Kamu bebas merdeka menjalani hidup sesuai dengan rancangan yang kamu bina. Tapi, pertanyaan kapan nikah dari mereka yang tak tahu apa-apa tak pelak justru berperan penting melahirkan rasa khawatir. Kadang kamu justru mulai merasa ragu pada diri sendiri. Apa yang salah dengan diri ini. Kenapa tak kunjung dihadirkan dia yang pada hatinya cinta dapat kamu sandarkan sampai ujung usia.

Andai mereka mau sedikit saja santai dan menerima. Mungkin kamu tak harus bingung-bingung berhadapan dengan kenyataan yang tak sesuai dengan harapan. Memangnya wanita mana yang tak ingin menikah? Wanita mana yang tak ingin menghabiskan hidupnya dengan pria yang nama belakangnya disandang olehmu selamanya? Wanita mana yang tak ingin jadi sempurna dengan panggilan mama? 

Harapanmu sama seperti wanita pada umumnya bukan? Tak ada yang berbeda hanya waktunya saja yang belum tiba. Hanya mungkin Tuhan yang belum berkata ya. Masih ada sedikit waktu yang harus kamu gunakan untuk menunggu. Memperbaiki diri dan menyiapkan hati bagi dia yang restu Tuhan telah dikantongi. Jadi tak perlu khawatir tentang apapun yang orang lain katakan atau tentang seperti apapun penilaian mereka pada caramu memandang hidup. 

Karena pernikahan bukan tentang sekarang atau kapan-kapan. Tapi tentang menghabiskan sisa hidupmu bersama dia yang memang dipilihkan Tuhan. Jadi jangan khawatir. Bukannya terlambat, kamu hanya menunggu waktu yang tepat. Dengan dia yang senyum dan restu Tuhan bisa kalian dapatkan. Dengan dia yang akan memperjuangkan bukan hanya ingin diperjuangkan. Padanya yang saat bersama deg-degan mu tak juga menghilang. Kamu dan dia yang sama-sama bangga karena bisa saling mendapatkan. 

Bukankah jauh lebih menyenangkan kalau kamu bisa bertemu, jatuh cinta dan diikat pernikahan dengan orang yang tak main-main dengan perasaan. Selamanya memilih bertahan tanpa ketentuan. Disampingmu dengan setia selalu cinta tanpa syarat apa-apa. Kalau begitu biarkan Tuhan mengambil waktumu lebih panjang dari yang kamu inginkan. Agar bisa dengan matang cintamu dipersiapkan. 

Jadi bersabar sajalah. Karena memang pada hakekatnya jalan Tuhan tak dapat dengan mudah diselami begitu saja oleh setiap hati. Yang pasti semua yang terukir dalam tanganNya, tak pernah berakhir tanpa keindahan. Dia setia dan tak akan meninggalkan. Kamu dan jodohmu, Dia punya aturan sendiri untuk mempertemukan. Jadi jangan bimbang. Karena Dia tak pernah ingkar janji maka harusnya tak ada alasan untukmu berhenti mempercayai. Entah kapan pernikahanmu datang ingat saja, bahwa Tuhan selalu punya waktunya sendiri. Tak pernah terlalu cepat apalagi terlambat. Jadi tetaplah bersabar.

"Pernikahan itu tentang menemukan orang yang tepat, bukan tentang umur." http://katakatamutiarayangbijak.blogspot.co.id/2015/06/kata-kata-mutiara-pernikahan-edisi-terbaru.html

Thursday, December 10, 2015

Tentang sakit yang dulu kuabaikan, tentang satu nama yang dulu selalu kuperjuangkan.

Dan lagi, hujan kali ini membawaku pada ingatan tentang kamu. Sudah lama tak ku dengar kabarmu. Sudah lama sapa yang selalu buat pipiku merah merona menghilang, seakan menguap begitu saja diudara. Aku dan secangkir coklat panas dalam sore ini. Yang dulu kita nikmati bersama dengan manis tanpa suara, kini seakan terasa getir bergelayut dilidah.

Entah ada dibelahan dunia mana kamu saat ini. Atau sedang bertarung memperjuangkan mimpi yang seperti apa, lihatlah masa laluku. Aku merindukanmu. Tentang harapan yang dulu pernah sama-sama kita kumpulkan dan perjuangkan. Tentang rindu yang dulu selalu dengan mudah bisa aku sampaikan. Tentang cinta yang selalu mengarah pasti pada satu hati yang kini seperti tak punya perasaan. Aku menyimpannya rapih dan tak pernah berniat membaginya pada siapapun. Aku juga sama sekali tak pernah berniat membuangnya. Hanya kututup semampuku. Meski Sesekali dia terbuka begitu saja tanpa permisi.

Masih nyata kurasa setiap desirnya. Saat tanganmu mengusap lembut kepalaku. Saat cinta menyapa hangat hatiku. Diantara sekian banyak orang yang datang, kamu mampu menyita jutaan rinduku. Aku mengingat setiap detilnya tanpa terlewat satu barispun. Meski ku tahu kamu mungkin tak akan berhenti disitu. Kamu tak akan seperti aku. Menganggungkan irama yang dulu pernah kita senandungkan bersama. Tapi toh tetap saja, aku masih cinta. Meski tanpa sengaja, aku masih membiarkan tempatmu kosong dalam waktu lama. Hanya untuk jaga-jaga saja, kalau-kalau nanti, entah kapan itu. Kamu pulang dan menyapa kembali hati ini.

Bukan sekali dua kali kurasa dunia menertawai. Saat kamu pergi begitu saja tanpa pamit. Saat ku tahu kamu sudah tak sama lagi. Saat ku tahu kamu medua. Ah sudahlah! toh tetap saja aku masih cinta. Aku memberimu maaf meski tak pernah kamu minta. Aku menunggu meski kamu tak pernah menyuruhku melakukan itu. Siapa yang pantas disalahkan kalau nyatanya hati ini benar-benar tak bisa dengan mudah diketuk cinta yang baru?

Aku sendiripun ingin bahagia bersama cinta yang datang menyapa. Tapi rinduku justru hanya untuk satu nama dan tak bisa dengan mudahnya kuhapus begitu saja. Berkali-kali aku ingin kembali pada kamu yang sosoknya seakan tak dapat kutemukan dalam diri manapun. Tapi kamu malah jadi seperti tempat yang selalu aku rindukan tapi tak dapat lagi aku temui dimana pintunya. Saat dulu aku bisa dengan mudahnya bersandar pada pundakmu, menceritakan semua perasaanku. Kini, bahkan untuk menyapamu saja aku benar-benar tak tahu bagaimana caranya.

Dulu saat menatap foto kita berdua aku selalu senyum-senyum sendiri penuh cinta, Tapi kini rasanya seperti tersayat diluka yang masih menganga, dengan perih yang sejadi-jadinya. Mungkin kamu sudah benar-benar pergi dan memulai cerita baru yang bermacam-macam. Sementara aku masih mengharapkan nama yang sama untuk kehidupan yang akan datang. Kurasa Tuhan saja sudah bosan melihatku yang berusaha memelukmu dalam doa. Menceritakan betapa tak bisanya aku lupa.

Aku masih berharap bisakah aku merubah keputusan Tuhan? Bisakah kutaklukan kamu dalam sujud pada sang Esa? Sungguh, padamu aku masih cinta. Bila nanti entah kapan itu kamu menemukan cinta tempatmu berhenti selamanya. Semoga kamu masih bisa mengingatku meski hanya sebagai serpihan cerita yang pernah kamu sapa dipersimpangan. Paling tidak, aku pernah mendampingimu dalam debat dengan hati tersayat. Wanita ini dalam luka pernah bertahan mati-matian membuatmu nyaman. Aku pernah mempertahankanmu dalam segala kepayahan.

Semoga kelak aku juga bisa bahagia dalam cinta yang tak pernah berniat meninggalkan. Meski terluka aku berharap bisa pulih dan belajar mengikhlaskan. Karena Bukankah ada Tuhan selalu mahir dalam urusan pemulihan? Maka berlalulah masa laluku. Meski butuh waktu panjang untuk melupakanmu, bukankah selalu ada kemungkinan cinta yang baru hadir dan membahagiakan? Jadi, aku akan terus mengupayakan bahagiaku dalam kesabaran. Tuhan pasti tak akan tutup mata dalam setiap harapan. 

"Kini setelah kamu sendiri, camkan dilingkar kepalamu bahwa kamu tak bisa lagi mengandalkannya." http://umiabie.com/5710/ada-cinta-baru-yang-menunggumu-di-ujung-sana-percayalah-sakit-hati-ini-hanya-sementara/

Thursday, November 26, 2015

Untukmu ladies yang ketangguhannya tak habis-habis. Buka mata, hidupmu tak melulu soal cinta.

Bila banyak yang bertanya kenapa kamu sampai saat ini masih sendiri saja. Makan siang atau sekedar pergi ketoko buku kamu lalui tanpa ada yang menemani. Sampai kadang merasa seperti sedang uji nyali. Jangan bingung atau gusar apalagi sampai mencakar-cakar. Karena sendiri mungkin juga anugerah dari Sang sumber segala harapan. Agar kamu lebih berbenah lagi dan belajar berdiri dengan kaki sendiri. 

Siapa bilang kamu tak butuh cinta? Siapa bilang kamu juga tak bisa bermanja-manja? Kamu hanya tahu bahwa hidup tak melulu soal cinta. Saat yang lain sibuk dalam drama, kamu justru tenggelam dalam berbagai cara, untuk membahagiakan diri sendiri dan orang tua. Kamu sadar betul bahwa jodoh tak perlu dikejar-kejar. Ada mimpi yang lebih harus diprioritaskan untuk saat ini. Agar kamu lebih berpijar. Agar jodohmupun dengan mudah menemukan dimana tempatmu mekar.

Bukan tak pernah pula hatimu disapa oleh cinta. Beberapa dari mereka justru sempat buatmu susah lupa. Tapi kamu toh tetap percaya, kelak cinta yang dewasa dengan sederhana pasti bisa menyentuhmu tanpa paksa. Jadi jalani saja. Sendiripun saat ini, kamu masih bisa tertawa bahagia. Ada banyak hal indah yang dulu kamu lewati begitu saja. Ambil jalan putar dan menghampiri kembali, untuk sekedar berbagi tawa, rasanya sah-sah saja. Jadi tak perlu gelisah. Bahagia ada dimana-mana asal mau sedikit santai dan bersabar. Dia tak akan lari kemana-mana.

Bila teman-temanmu asyik menikmati akhir pekan dengan cinta yang sedang mereka puja-puja. Kamupun tak mau kalah untuk mencari bahan tertawa. Berkumpul dengan keluarga atau teman-teman yang punya visi dan misi sama denganmu pun, kamu lakoni dengan senang hati. Membicarakan berbagai topik yang sedang marak pun selalu berhasil membuat matamu berbinar. Mulai dari obat jerawat yang paling ampuh, sampai isu politik yang sedang marak juga bisa jadi bahan menarik untuk kamu perbincangkan. Syukur-syukur dari antara mereka nanti jodoh justru hadir tanpa diduga-duga.

Hatimu pun tak lantas kamu tutup dari hadirnya cinta. Kamu hanya sedang memilah-milah mana yang serius mana yang bercanda. Mana yang layak dipilih mana yang harus tersisih. Sudah sedewasa ini, kamu benar-benar tak ingin menjalani cinta hanya untuk punya nama. Gelar cewek laris bukan lagi incaran manis. Bagimu dia yang kamu nanti dengan sepenuh hati cukup pria dewasa penuh cinta dan bertanggung jawab. Bermental bajapun layak kamu masukan dalam penilaian. Agar dia tak cengeng menghadapi kerasnya dunia. Karena bersamanya ada banyak mimpi yang harus dijajal. Agar bisa bertahan dalam hantaman kehidupan.

Dia juga tak boleh luput dari cinta yang tak seadanya dan berharap diterima apa adanya. Karena bagimu cinta harusnya mengajarkan untuk tumbuh bersama. Kurang lebihnya dia memang akan kamu terima dengan lapang dada, tapi bila mau maju bersama bukankah itu jauh lebih baik nantinya? Karena itu untuk saat ini kamu lebih memilih bersabar daripada terburu-buru. Ungkapan 'semua indah pada waktunya' selalu mampu buatmu merasa lega. Kamu percaya bahwa akhir cerita dalam tangan Tuhan tak akan beri kamu rasa kecewa.

Menikmati proses itu lebih baik daripada mengeluhkan nasib. Percaya saja, ada tangan yang selalu menggenggam. Dia yang tak pernah meluputkan pandang. Bagimu cintaNya selalu bersemayam. Bila banyak yang datang dan pergi begitu saja, bukankah sampai detik ini disampingmu Dia tetap tinggal dan setia? Jadi tetaplah bersabar. Tangan Tuhan tak pernah kurang panjang merengkuhmu. Dia punya cinta yang tak ada kata selesainya. Jadi buat apa ragu-ragu? Ingatlah, bahwa Dia tak pernah main-main dengan masa depanmu. Asal mau berserah, Dia pasti buat semuanya sempurna.



"Bersyukurlah dalam ikhlas. Semua kelapangan hidup pasti akan terbuka." http://www.katakatagambar.com/2014/02/kata-kata-mutiara-bijak-motivasi-indah-wanita-hebat.html

Tuesday, November 24, 2015

Surat Cinta Dari Pria yang Mencintaimu Dengan Terlalu.

Hei gadisku, tak bisakah kamu berhenti tersenyum manis seperti itu? Oh Tuhan.. bagaimana bisa kulihat malaikat tanpa sayap seperti ini ada dihadapanku? Ketahuilah nona, bukan sehari dua hari kulalui waktu bersamamu, tapi herannya cinta tak kunjung surut hadir menyebut namamu dengan ramahnya.

Mungkin selama ini tak pernah satu kalipun kuucapkan kata-kata cinta yang buat pipimu merah merona. Bukan, bukan karena aku tak cinta. Aku hanya tak bisa seromantis pria-pria didrama korea. Kini akan ku beritahu satu rahasia besar yang selama ini kujaga dengan gagahnya. Jantung ini, masih sama deg-degan nya seperti saat pertama kali ku coba menyapa dirimu. Andai tak melekat, mungkin jantungku sudah lepas dari tempatnya.

Memandangmu tanpa suara sampai saat ini masih jadi pengalaman termanis yang kulakukan ketika berada didekatmu. Meski sudah jelas ku tahu hatimu sepenuhnya milikku. Tapi entah mengapa aku selalu merasa kecil dihadapanmu. Aku selalu merasa beruntung karena memilikimu. Bolehkah aku tetap mencintaimu dengan caraku? Menjagamu dengan segala cara yang ku bisa. Dalam diam aku selalu mengagumimu. Tak perlu banyak suara, tak perlu banyak cerita. Aku mencintaimu tanpa ada rekayasanya.

Saat ku lihat kamu tertawa, sadarkah kamu bahwa detik itu juga ruang hatiku bergetar dengan hebatnya? Ada cinta yang tak biasa. Ada rindu yang sulit diselesaikan. Hati kecil ini mengagumimu dalam setiap lakumu. Yang hebat darimu adalah aku selalu merasa cukup meski kamu tak berbuat apa-apa. Saat kamu bercerita, aku merasa dunia berhenti berputar seketika. Aku diam dan mendengarkan. Meski bukan puisi, ucapanmu selalu manis untuk diperdengarkan dalam gendang telingaku.

Bersamamu aku selalu merasa lebih kuat setiap harinya, tapi juga menjadi pemalu dalam waktu yang sama. Ada perasaan diterima meski aku banyak kurangnya. Tanganmu yang selalu terbuka, memelukku dengan lapang dada saat kurasa hidup tak sedamai yang kukira, sanggup buatku merasa temukan tempat terhangat yang mampu redupkan rasa dingin yang membuatku menggigil menghadapi hantaman kerasnya dunia.

Aku bingung kenapa kamu semakin terlihat cantik saja setiap harinya. Bahkan saat wajah tanpa riasan kamu tetap teduh merengkuh tatapku dalam bisu. Hai bidadari.. aku mencintaimu dengan rasa yang sama setiap watunya. Bolehkah kamu kupuja sampai aku menua? Bolehkah kamu kupeluk erat sampai nafas nanti terikat? Percayalah.. Kamu kucinta tanpa ada syarat apa-apa. 

Kuharap kamu tak akan pernah temukan kata jenuh saat bersamaku. Kuharap aku bisa menjadi cinta yang tak akan hilang dalam hatimu. Terimakasih kuucapkan padamu karena telah mengisi penuh hidupku dengan tawamu. Dengan segala yang ku bisa, akan kubuat kamu bahagia. Tertawa lepas menikmati indahnya cinta. 

Dari aku,

Lelaki yang mencintaimu tanpa banyak suara.


http://www.digaleri.com/2011/08/gambar-gambar-romantis-foto-percintaan.html

Monday, November 23, 2015

Untuk kalian yang selalu penasaran, biar surat terbukaku ini yang menjelaskan.

Karena kurasa ini bukan perlombaan, maka sepertinya aku tak perlu buru-buru mencapai garis finish hanya dengan bermodalkan kecepatan. Nanti, entah kapanpun itu. Aku pasti akan diikat juga dalam sebuah pernikahan. Dijariku, kelak akan melingkar sebuah cincin dengan label penyatu yang diberikan dari seorang pria yang memenuhi ruang hati. Dengan dia yang kuputuskan langkah untuk mencari berhenti selamanya.

Aku hanya tinggal tunggu waktu yang baik menurut jalan pikiran Tuhan. Menurut takdir bagaimana Tuhan berbicara. Tak perlu buru-buru. Karena yang aku tahu meski hanya sekali Tuhan benar-benar tak pernah ingkar janji. Pada hati yang mau bersabar janjiNya selalu ditepati. Dia merancang hidup umatNya dengan sangat sempurna. Tak ada yang terlalu cepat atau lambat, karena waktuNya selalu tepat dengan ending yang hebat.

Aku. Kurasa bukan karena tak ada yang mau, atau karena aku yang memasang harga terlalu tinggi dalam pasaran. Ini hanya bicara soal waktu. Bukankah kalian sendiripun tahu? Bahwa entah dimanapun dan seperti apapun dia, menurut garis takdir, aku adalah wanita yang berasal dari rusuk seorang pria.

Hanya mungkin untuk saat ini kami masih belum diijinkan saling jumpa dan sapa. Atau mungkin sebenarnya sudah, tapi Tuhan masih berkata nanti saja, Aku punya rencana indah untuk kalian berdua! Atau mungkin juga aku dan dia masih diminta untuk sama-sama berbenah, sehingga bila waktunya telah tiba, kami sama-sama siap untuk saling mendampingi selamanya. Jadi ku mohon pada kalian yang selalu saja penasaran, untuk lebih bersabar lagi menanti hari bahagiaku itu.

Adakah kesendirianku merepotkan kalian? Atau adakah penolakanku terhadap cinta yang tak kuinginkan membuat kalian rugi dalam banyak hal kecil maupun besar? Kalau tidak, maka kumohon menjauhlah. Berhentilah mendikte ini itu, atau berhenti banyak bicara. Komentar kalianpun tak lantas segera menghadirkan jodoh yang sedang ku nanti dengan segenap hati

Sekarang aku hanya sedang berusaha menikmati setiap waktuku kini. Entah sendiri atau bersama siapa, aku sedang sangat belajar memperbaiki diri menjadi wanita yang lebih baik lagi. Demi dia yang kelak datang untuk menjemputku. Mengajakku mengarungi hidup bersama dan menjadi ibu yang hebat bagi anak-anaknya. Karena pada hakekatnya, menikah bukan perkara hari ini atau nanti. Bukan masalah sekarang atau kapan-kapan. Tapi ini tentang kesepakatan yang tak akan lekang oleh pertengkaran. Jadi tunggu saja.

Dan untuk kamu hei calon lelakiku. Sudahkah kamu menemukan jalan untuk sampai dihadapanku? Tenang saja, aku masih sabar menunggumu. Tak perduli seberapa lama, atau akan bertemu dengan cara yang bagaimana. Percaya saja, kamu dan aku punya Tuhan yang tak main-main dengan doa umatNya. Karena itu tetaplah berusaha, aku disini dengan sabar menantimu dalam perbincanganku dengan Tuhan. Semoga kita segera dipertemukan dalam cinta yang tak lagi menemukan kegagalan.


"Semoga kita segera dipertemukan dalam cinta yang tak lagi menemukan kegagalan."



Tuesday, November 17, 2015

Walau tak seperti kita, apa mereka tak pantas untuk dicinta?

Dua hari yang lalu aku melakukan aktivitas lari sore. Mungkin karena sudah mulai sering hujan, sore itu taman terlihat lebih sepi dari biasanya. Aku berlari berkeliling taman. Kakiku terhenti saat melihat seorang ibu-ibu melempar ice cream yang tergenggam ditangannya pada wajah seorang anak berusia  sekitar 10 tahun. Aku bingung, anak itu diam saja. Saat kulihat wajahnya, aku sadar dia anak yang berbeda. Pandangan kosong namun tetap bisa memancarkan rasa takut itu menunjukan bahwa dia tak senormal anak- anak pada umumnya.

Masih belum selesai juga. Ibu itu masih memaki anak itu dengan kasar. "Awas kalo kamu masih berani dekat-dekat dengan anak saya. Dasar sial. cacat!" Ibu itu menghardik sambil mendorong tubuh anak tersebut. Tak tega melihat pemandangan itu, aku pun menghampiri dan bertanya ada apa. Ibu itu menjelaskan, bahwa anak itu tadi berusaha mendekati anaknya yang berusia 3 tahun dan menyodorkan ice cream untuk anaknya. Jijik, itulah alasan dia tak ingin anaknya didekati oleh anak keterbelakangan mental tersebut.

Setelah puas marah-marah ibu itu pergi begitu saja tanpa rasa bersalah. Aku segera membersihkan wajah anak itu yang belakangan ku tahu Damar namanya. Aku duduk menemani Damar menunggu ibunya datang menjemput. Tak lama kemudian, seorang ibu paruh baya datang menghampiri dengan perasaan khawatir. Berkali-kali dia meminta maaf atas kesalahan anaknya. Aku menjelaskan, aku bukan ibu yang memarahi anaknya tadi. Aku hanya menelpon karena nomor handphone itu yang diingat Damar.

Ibunya menangis sambil memeluk anaknya yang tak berekspresi sama sekali. Sesekali mulutnya berceloteh "adek kecil mau ice cream." Aku tak mengerti maksudnya. Sejenak ibunya bercerita kalau dia sebetulnya selalu melarang anaknya untuk bermain diluar rumah. Karena dia tahu, setiap kali anaknya keluar, hal-hal seperti inilah yang akan diterima Damar. Dihina, dicaci, dan memancing rasa geli. Tapi sore ini dia kehilangan Damar begitu saja. Sehabis mandi, Damar tak terlihat lagi diruang tamu yang lupa dikuncinya.

Dihina? Dicaci? Merasa geli?
Bagiku Damar tak mengganggu sama sekali. Dia hanya diam, tak mengganggu. Dia bahkan tak banyak bicara. Lagipula apa salahnya anak keterbelakangan mental mendapat hak yang sama seperti anak lainnya? Andai bisa memilih, kita tahu bahwa Damar juga tak pernah meminta dilahirkan seperti itu. 

Siapa juga yang mau dilahirkan dalam kekurangan. Entah fisik atau apapun itu. Mungkin kita juga belum tentu bisa membantu mengurangi bebannya, tapi yang perlu kita tahu, baik Damar atau siapapun itu, mereka punya hak yang sama untuk diterima. Mereka juga butuh cinta, sama seperti kita. Berhentilah menghakimi takdir yang jatuh pada siapapun itu. 

Dan untukmu Damar. Tersenyumlah. Juga tak perlu takut untuk terus berjuang menghadapi dunia. Entah akan ada ataupun tidak orang-orang yang menerima mu dengan tangan terbuka. Mulai hari ini kamu hanya perlu berbahagia dan berjuang lebih keras lagi bersama bunda. Karena sungguh masih lebih baik kamu ketimbang kami yang sempurna tapi cacat dalam hatinya. Kuatlah Damar, agar tak lantas kamu tergilas dunia. Percaya dan bersabar saja, selalu ada hati yang lebih bisa menerima ketulusan. Daripada kesempurnaan yang penuh kepura-puraan.


"...anak-anak penyandang cacat tidak dapat dipisahkan begitu saja dari pendidikan atau pembinaan." http://ilmurenggos.blogspot.co.id/2015/02/makalah-penjas-adaptif-pengertian-dan.html